Aksi demo berubah menjadi anarkis, yang dimulai dari pendudukan gedung parlemen, bentrokan dengan polisi hingga pemboikotan terhadap transportasi kota sehingga mengganggu mobilitas warga Hong Kong.
Beijing hingga saat ini masioh menahan diri dan meminta warga Hong Kong untuk mengembalikan situasi kota agar normal kembali.
China juga mendukung tindakan pemerintah Hong Kong untuk menyeret para pendemo radikal yang melakukan perusakan.
Dalam pernyataan yang diposting di situs webnya, University of Auckland mengatakan bahwa pihaknya sudah mendengar ketidaksepakatan dari pihak-pihak yang berselisih di kampus tersebut.
“Orang mungkin memiliki pendapat yang berbeda tentang suatu masalah, mereka harus mengungkapkan pendapat tersebut dengan cara yang menghormati hak orang lain. Universitas menjelaskan kepada mahasiswa dan staf bahwa pelecehan, intimidasi dan diskriminasi sama sekali tidak dapat diterima,” kata pernyataan itu.