TRIBUNBATAM.id - Aksi unjuk rasa di Hong Kong yang terus berlangsung serta perang dagang antara China - Amerikat Serikat ternyata turut menghancurkan para saham pengembang real estate.
Padahal real estate sudah menjadi ciri khas Hong Kong sehingga masuk menjadi salah satu kota termahal di dunia untuk membeli rumah.
Sejak April 2019 lalu, berdasarkan data dari Revinitiv, sebanyak 9 perusahaan real estate di Hong Kong mengalami kerugian hingga 446 miliar dollar Hong Kong atau setara dengan 56,9 miliar dolar AS.
• Beri Dukungan Polisi Hong Kong, Pemeran Mulan Ini Hendak Diboikot?
• Unjuk Rasa Hong Kong Makin Panas, Konser GOT7 & Fan Meet Kang Daniel Batal Diselenggarakan
• Garuda Indonesia Pastikan Jadwal Penerbangan ke Hong Kong Kembali Normal
• Simak Yuk! Ini Gaya Liburan Syifa Hadju Saat Berkunjung ke Disneyland Hong Kong
• Begini Citra Satelit Barisan Truk Pengangkut Pasukan di Perbatasan Hong Kong
Indeks properti Hang Seng misalnya, yang melacak lebih banyak pengembang real estat di Hong Kong, telah anjlok 19 persen baru-baru ini.
Indeks Hang Seng yang lebih luas telah jatuh lebih dari 16 persen selama periode yang sama April lalu.
Adapun perununan tersebut karena dampak perang dagang terhadap ekonomi Hong Kong dan perlambatan ekonomi China.
Gejolak politik di sana pun telah menjadi tekanan dan menimbulkan aksi protes. Beberapa perusahaan yang terkena imbas, meminta agar protes segera berakhir.
"Aksi protes telah memicu tekanan penjualan besar-besaran untuk saham pengembang real estate, karena investor gelisah kerusuhan akan meningkat. Lagipula, tidak ada yang tahu kapan itu bisa berakhir," kata Direktur Phillip Capital Management, Louis Wong, dikutip CNN, Jumat (16/8/2019).
Selain itu, di kuartal II 2019, ekonomi Hong Kong hanya tumbuh 0,6 persen, yang merupakan tingkat terlemah dalam satu dekade.
Wong mengatakan, meningkatnya protes membuat pandangan pelemahan ekonomi itu semakin pasti.
Devaluasi yuan turut menyumbang pelemahan ekonomi, sebab dapat mengganggu daya beli masyarakat China yang merupakan pembeli utama properti Hong Kong.
Alhasil, beberapa perusahaan properti telah menunda penjualan proyek rumah mewah yang sejatinya bakal dijual bulan ini.
Penundaan penjualan itu diperkuat oleh data Midland, sebuah agen real estate.
Data tersebut menunjukkan, penjualan rumah baru anjlok 60 persen dalam 3 bulan terakhir dibanding kuartal I 2019.
Sebagian penyebabnya karena kurangnya peluncuran proyek.
Secara terpisah, data dari agen properti Knight Frank menunjukkan volume penjualan residensial Hong Kong turun 21 persen pada Juli 2019 dibanding Juli 2018.
Perusahaan memperkirakan harga perumahan massal di Hong Kong turun 5 persen pada paruh kedua tahun 2019.
" Pengembang beralih menjadi konservatif tentang prospek pasar. Jadi mereka memutuskan untuk berhenti dan menonton," kata Wong.
Tak hanya perusahaan properti kecil, perusahaan properti besar yang eksis di Hong Kong juga terkena imbasnya.
Sebut saja Sun Hung Kai Properties (SUHJF), pengembang yang dikendalikan oleh keluarga terkaya ketiga di Asia.
Sun Hung Kai Properties telah kehilangan nilai pasa 14,7 miliar dollar AS alias setara dengan hampir sepertiga nilai pasar sejak April.
CK Asset (CHKGF), yang dimiliki oleh orang terkaya di Hong Kong, Li Ka-shing juga telah kehilangan lebih dari 10,2 miliar dollar AS dalam kapitalisasi pasar sejak level tertinggi pada awal April 2019.
Saham Swire Properties (SWRAY), Henderson Land Development, Sino Land, Development New Development, Wharf Real Estate, Hysan Development, dan Great Eagle Holdings semuanya telah jatuh lebih dari 20 persen selama periode yang sama.
5 Fakta Seputar Kerusuhan di Hong Kong
Aksi unjuk rasa di Hongkong tuai berbagai respon dari masyarakat dunia.
Selama lebih dari dua bulan, aksi unjuk rasa di Hongong terus berlanjut dan tak jarang berakhir bentrok.
Para demonstran di Hongkong telah mengajukan lima tuntutan dan menentang pemerintahnya.
Lima tuntutan itu di antaranya penarikan UU Ekstradisi yang kontroversial dan menyelidiki cara polisi dalam menangani aksi protes.
Aksi terus meluas hingga berkembang menjadi gerakan menuntut reformasi demokrasi, termasuk mendesak Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam untuk mundur.
Berikut beberapa fakta seputar demo Hong Kong:
1. Tolak tuntutan massa
Kepala Kantor China Macau dan Hong Kong (HKMAO) Zhang Xiaoming mengatakan, pihaknya menolak tuntutan pengunjuk rasa dan mempertimbangkan penyelidikan setelah aksi demo berhenti.
Zhang menyampaikan hal ini di hadapan kurang lebih 500 pejabat pro-Hong Kong.
"Pemerintah pusat sangat khawatir dengan situasi di Hong Kong dan sudah membuat rencana level strategis serta membuat gambaran penuhnya," kata Zhang.
Menurut penulis buku City of Protest: A Recent History of Diseent in Hong Kong, Antony Dapiran, jarak antara pemerintah dengan warga semakin lebar.
Jika tak ada upaya memperpendek jarak ini, Antony menilai, pengunjuk rasa akan terus turun ke jalan.
Seperti diketahui, aksi unjuk rasa telah berdampak terhadap lalu lintas hingga sektor penerbangan.
2. Gas air mata hingga meriam air
Bentrokan yang terjadi di berbagai titik kota membuat polisi menggunakan gas air mata. Dikabarkan, polisi setempat sudah memakai 800 kaleng gas air mata selama dua bulan terakhir.
Gas air mata tak cukup mengatasi pengunjuk rasa pro-demokrasi sehingga Kepolisian Hong Kong mengerahkan truk meriam air.
Pada Senin (12/8/2019), polisi sudah mengeluarkan dua truk meriam air.
Penggunaan meriam air ini pertama kali dilakukan otoritas berwajib Hong Kong selama berlangsungnya krisis.
Senior Polisi Hongkong Chan Kin-kwok mengatakan, kendaraan meriam air hanya digunakan jika terjadi gangguan publik secara masif yang berpotensi menimbulkan korban jiwa atau jika ada ancaman serius terhadap ketertiban umum dan keselamatan publik.
3. Pengaruh terhadap aktivitas bandara
Lebih dari 100 penerbangan terpaksa dibatalkan lantaran sekitar 5.000 orang mengenakan baju hitam memadati bandara dan melakukan demo secara damai.
Pada Selasa (13/8/2019), penerbangan berangsur normal.
Beberapa papan penerbangan di aula keberangkatan Bandara Hongkong juga telah terdaftar boarding, sementara masih ada yang dijadwalkan untuk take off.
Maskapai Hong Kong Cathay Pacific dengan tegas akan memecat karyawan yang terlibat dalam demo ini.
4. Tim Renang Indonesia tak bisa pulang
Aksi unjuk rasa yang berlangsung di Bandara Hong Kong juga berdampak terhadap tim renang PON DKI.
Tim renang PON DKI yang baru saja mengikuti Kejuaraan Hong Kong Terbuka tak bisa pulang sesuai jadwal lantaran pesawat mengalami penundaan.
Sebanyak 15 atlet putra putri, enam pelatih, dan satu manajer tim rencananya akan pulang ke Jakarta menggunakan pesawat Cthay Pacific pada Senin (12/8/2019) malam.
5. Kecaman China
China mengecam aksi kekerasan dengan melemparkan bom molotov kepada aparat dalam demo Hong Kong.
China menyebut aksi tersebut sama dengan aksi terorisme.
Juru Bicara Kantor Dewan Negara Hubungan Hong Kong dan Macau Yang Guang menyatakan jika demo Hong Kong berlangsung radikal dengan pengunjuk rasa berulang kali memakai benda berbahaya untuk menyerang polisi.