DEMO HONG KONG

Demo Hong Kong Mulai Damai, Bentrok Pindah ke Luar Negeri

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bentrok antara kubu pro-demokrasi Hong Kong dengan pro Beijing di Merlbourne, Australia, Minggu (18/8/2019)

Seorang pembicara menguraikan tuntutan, selain penarikan total RUU ekstradisi yang kontroversial juga pelaksanaan hak pilih universal untuk Hong Kong.

Umumnya mereka adalah warga Hong Kong yang bersekolah atau bekerja di Australia. Mereka mengenakan topeng untuk menghindari pengawasan dari China.

Hanya saja, aksi ini kemudian berbelok menjadi isu anti-China, seperti unggahan Grey Connolly
di Twitter. “Protes di Taman Belmore Sydney siang ini oleh komunitas Tionghoa Sydney dalam solidaritas dengan rakyat Hong Kong & terhadap rezim komunis Tiongkok di Beijing.

Ribuan orang telah berkumpul di kota-kota Australia dalam beberapa hari terakhir.

Perkelahian dan beberapa kekerasan dilaporkan, termasuk serangan terhadap kru ABC di Melbourne dan ancaman terhadap demonstran pro-Hong Kong oleh loyalis Beijing.

Di Inggris, lebih dari seribu orang ambil bagian dalam dua demonstrasi di London.

Mereka berparade menggunakan spanduk bertuliskan "Akankah Inggris bisa memegang China pada janjinya tentang kebebasan Hong Kong?", "Kekuasaan kepada rakyat: berpihak pada Hong Kong" dan "Akankah Boris menyerah kepada China?", buinyi spanduk yang meminta sikap Perdana Menteri Inggris yang baru, Boris Johnson .

Pertemuan ini diselenggarakan oleh kelompok StandwithHK dan D4HK sambil membawa bendera kolonial Inggris lama saat menguasai Hong Kong selama 100 tahun.

Inggris menyerahkan kendali Hong Kong kembali ke China pada tahun 1997 berdasarkan Deklarasi Bersama yang menjamin kebebasan di kota semi-otonom sampai 2047.

Namun, para pengunjuk rasa pro-Beijing tak kalah sengit, melambai-lambaikan bendera China dan mengatakan "pengkhianat", "satu bangsa, satu China" dan "Hong Kong adalah bagian dari China selamanya".

Sementara itu di Paris sekitar 50 orang warga asal Hongkong dan Taiwan. Isunya juga sama, menyudutkan China.

Namun, jumlah pendemo pro-Beijing justru lebih banyak, mencela kekerasan yang dilakukan oleh pendemo.

Di Melbourne, Australia, sebuah kelompok pro-demokrasi yang terdiri lebih dari 2.000 orang memadati tangga perpustakaan negara, sementara sekitar 150 pemrotes pro-Cina menyanyikan lagu kebangsaan dan mengibarkan bendera China hanya beberapa meter jaraknya

“Kami tidak akan menyerah! Bebaskan Hong Kong sekarang!” Teriak para pengunjukrasa, beberapa mengibarkan bendera kolonial kota itu.

Halaman
123

Berita Terkini