DEMO HONG KONG

Para Konglomerat di Hong Kong Teriakkan Stop Demo, Harta Tergerus Hingga 15 Miliar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi demo dan kerusuhan di Hong Kong

TRIBUNBATAM.id - Selama kurang lebih tiga bulan, belum ada tanda demo di Hong Kong akan berakhir.

Sempat mengganggu berbagai aktivitas di Bandara Internasional Hong Kong, kini pasar saham di Hong Kong juga ikut terganggu.

Penurunan pasar saham di Hong Kong sangat anjlok hingga membuat nilai kekayaan konglomerat di Hong Kong terus tergerus.

Buat Postingan Tentang Demo di Hong Kong, Pramugari Cathay Pasific Dipecat

Akibat Unjuk Rasa, Pemesanan Tiket Pesawat ke Hong Kong Alami Penurunan Drastis

Sempat Damai, Kerusuhan di Hong Kong Kembali Pecah Hingga Gunakan Semprotan Merica

210 Channel Youtube Dinonaktifkan, Diduga Kampanyekan Melawan Demo Hong Kong

Terus Berlanjut, Mahasiwa Ikuti Demo Hong Kong Ingin Boikot Perkuliahan 2 Pekan

Menurut perkiraan Financial Times, nilai kekayaan 10 warga terkaya Hong Kong hangus lebih dari 15 miliar dollar AS sejak demonstrasi merebak di Hong Kong.

Harta orang terkaya se-Hong Kong Li Ka-Shing, contohnya, menyusut 3 miliar dollar AS sejak Juli 2019 lalu, menurut hitungan Financial Times yang dikutip Business Insider.

Sering disebut "Superman," miliarder berusia 90 tahun itu sekarang memiliki kekayaan bersih 27 miliar dollar AS.

Menurut Forbes, Li, lahir di China tetapi pindah ke Hong Kong pada tahun 1940 untuk melarikan diri dari invasi Jepang. Ia memulai kariernya sebagai pekerja pabrik.

Dia memupuk kekayaan dari bisnis pengembang real-estate dan investor pada operator pelabuhan dan operator telepon seluler CK Hutchison Holdings.

Makin memanasnya demo di Hong Kong membuat Li Ka-Shing dan sejumlah miliarder lain menyerukan diakhiri aksi protes tersebut.

The South China Morning Post melaporkan, Li bahkan mengeluarkan iklan di koran-koran lokal Hong Kong yang menyerukan diakhirinya protes pada 15 Agustus 2019 lalu.

Iklan tersebut berisi pesan, "Hentikan kemarahan dan kekerasan atas nama cinta,". Iklan ini ditandatangani langsung oleh Li Ka-shing.

Miliarder yang juga pengembang real estat Peter Woo juga menyerukan penghentian aksi demonstrasi.

"Sudah waktunya untuk berpikir secara mendalam. Melawan RUU ekstradisi adalah 'pohon besar' dari gerakan ini. Seruan besar satu-satunya ini telah diterima oleh pemerintah, jadi pohon ini tumbang,” ujarnya.

Lebih dari 1 miliar kekayaan pribadi Woo amblas sejak aksi protes dimulai, menurut Bloomberg.

Halaman
12

Berita Terkini