DEMO HONG KONG

Buat Postingan Tentang Demo di Hong Kong, Pramugari Cathay Pasific Dipecat

Salah satu pramugari Cathay Pacific dipecat karena membuat postingan di akun facebook pribadinya yang ternyata berkaitan erat dengan demo di Hong Kong

Instagram/cathaypacific
Cathay Pacific 

TRIBUNBATAM.id - Kabar tak sedap kembali datang dari Cathay Pacific.

Salah satu pramugari Cathay Pacific dipecat karena tela mengunggah postingan di akun facebook pribadinya terkait demo di Hong Kong.

Perbuatan ini dianggap akan menimbulkan kekhawatir adanya perburuan yang didorong pemerintah China terhadap para pendukung pro-demokrasi di perusahaan besar seperti Cathay Pacific.

2 Eksekutif Cathay Pasific Mundur, Akibat Aksi Unjuk Rasa di Hong Kong?

Pecat Pilot yang Ikut Unjuk Rasa di Hongkong, Saham Cathay Pacific Turun Drastis

China Cekal Seluruh Pilot Cathay Pacific yang Terlibat Demo Hong Kong

Salah Tulis Nama, Pesawat Baru Cathay Pasific Ini Terpaksa Masuk Bengkel

SELAMAT! Garuda Indonesia Jadi Maskapai Bintang Lima Sejajar Singapore, Cathay dan Qatar Airways,

Maskapai yang berbasis di Hong Kong itu dituduh tunduk kepada tekanan politik dan komersial dari Beijing, sehingga memecat sejumlah karyawannya dalam beberapa pekan terakhir, yang diduga mendukung gerakan anti-pemerintah.

Awal bulan ini, otoritas penerbangan China disebut telah memerintahkan Cathay Pasific untuk mencegah pendukung pro-demokrasi di antara 27.000 stafnya dari bekerja dalam penerbangan menuju atau yang melalui China, setelah terjadinya aksi mogok yang diikuti sejumlah karyawannya.

Dilansir AFP, Rebecca Sy, yang bekerja untuk maskapai regional Cathay Dragon, anak perusahaan Cathay Pasific, serta seorang pemimpin serikat pekerja, mengatakan bahwa dirinya telah dibatalkan dari penerbangan ke China, dan langsung diberhentikan pada hari berikutnya, yakni pada 21 Agustus.

Disampaikan Rebecca, pihak manajemen sempat menunjukkan sebuah postingan di Facebook miliknya yang membahas situasi politik, tetapi tidak memberikan alasan resmi pemecatannya.

"Jawaban yang saya dapat adalah 'saya tidak bisa memberi tahu Anda mengapa'. Ini yang saya tidak bisa terima," kata Rebecca kepada wartawan, tanpa memberi tahu isi unggahannya di Facebook.

"Ini bukan hanya tentang pemutusan hubungan saya. Kami tidak ingin kehilangan Cathay, maskapai lokal Hong Kong dan pesannya tentang nilai-nilai inti Hong Kong," tambahnya.

"Seluruh kolega saya ketakutan karena 'teror putih' ini," tambahnya, menggunakan istilah yang banyak digunakan untuk menyebut tekanan yang diberikan China terhadap Hong Kong.

Larangan penerbangan China telah memicu merosotnya saham Cathay Pacific dan memunculkan kekhawatiran di komunitas bisnis Hong Kong yang lebih luas.

Maskapai tersebut telah memecat setidaknya empat stafnya, termasuk dua pilot, terkait aksi demo Hong Kong.

Dalam pernyataan yang dirilis Jumat (23/8/2019), salah satu pejabat Cathay Pacific, James Tong, menolak menanggapi kasus pemecatan Rebecca.

"Beberapa pekan terakhir ini adalah saat-saat paling menantang bagi setiap karyawan kami."

"Kami adalah maskapai penerbangan internasional yang terkemuka... dan oleh karena itu kami harus mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku di yurisdiksi tempat kami beroperasi," ujar James Tong.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved