TRIBUNBATAM.id - Ketika berpergian ke luar negeri, sebagian wisatawan akan naik pesawat terbang.
Pemandangan indah akan kamu saksikan dengan naik pesawat terbang seperti awan, laut dan pegunungan.
Ternyata, ada tempat yang tak bisa dilewati pesawat terbang di dunia.
• Masih Jadi Misteri, Ini 5 Kasus Hilangnya Pesawat dan Kapal di Segitiga Bermuda
Rupanya, pesawat terbang tidak terbang di atas pegunungan Himalaya di Tibet. Apa alasannya, ya?
Wilayah Tibet
Jika kita melihat peta jalur penerbangan di dunia, Tibet menjadi salah satu wilayah yang tidak dilintasi pesawat terbang.
Wilayah Tibet ini terletak di perbatasan Asia Timur dan Asia Selatan.
Tibet letaknya di bagian selatan Tiongkok dan berbatasan dengan India, Nepal, Burma, dan Bhutan.
Tibet dikenal sebagai dataran tertinggi di dunia, karena ada kompleks pegunungan Himalaya di sana.
Tahukah kamu? Wilayah Tibet ini sangat luas sekali, lo, yaitu 2.500.000 kilometer persegi.
Sebagian besar wilayah Tibet memiliki tinggi 4.000 – 5.000 meter di atas permukaan laut.
Kemudian beberapa gunung tertinggi di dunia yang tingginya lebih dari 8.000 meter di atas permukaan laut juga ada di sana.
Meski luas dan banyak wilayah yang tidak ditinggali manusia, wilayah Tibet tidak dilewati oleh pesawat udara sama sekali.
Dulu Pernah Ada Pesawat Terbang Melewati Tibet
Pada Perang Dunia II, ada istilah yang digunakan para penerbang saat melintasi Tibet yaitu terbang melintasi “punuk”, seperti punuk unta.
Saat itu, Jalan Raya Burma yang menghubungkan Burma dan Tiongkok dikuasai oleh bangsa Jepang, sehingga pilot harus terbang untuk mengantar barang dari India dan Burma ke Tiongkok melalui Tibet.
Namun, rupanya ada lebih banyak pilot yang gugur saat terbang melintasi wilayah pegunungan Tibet, dibandingkan tewas karena serangan musuh.
Mengapa Tidak Ada Pesawat yang Terbang Melintasi Tibet?
Ada empat alasan mengapa menerbangkan pesawat di atas wilayah Tibet berbahaya
1. Sedikit Bandara
Di seluruh wilayah Tibet, hanya ada dua bandara yang beroperasi, yaitu Bandara Lhasa Gonggar di Lhasa, dan Bandara Internasional Tribhuvan di Kathmandu.
Jika sampai terjadi situasi gawat di atas pesawat, tidak ada lapangan udara yang bisa digunakan untuk mendarat.
Kemudian, mendarat di Lhasa juga belum tentu baik, karena ketinggian Lhasa 3.650 meter di atas permukaan laut.
Ini bisa membuat beberapa orang sulit bernapas.
2. Jumlah Oksigen Cadangan
Pesawat membawa oksigen untuk situasi gawat darurat.
Masker oksigen di pesawat bisa memberikan oksigen bagi masing-masing penumpang setidaknya 10 – 20 menit.
Waktu itu adalah waktu yang cukup bagi pesawat untuk turun ke ketinggian 3.048 meter, di mana ada udara yang bisa dihirup untuk bernapas.
Di Tibet, dataran tingginya lebih dari 3.048 meter sehingga stok oksigen itu belum tentu mencukupi.
3. Prosedur Khusus
Pilot memiliki prosedur drift down saat salah satu mesin pesawat mati.
Pesawat modern masih bisa terbang meski ada mesin yang mati, namun, pesawat harus melayang turun ke ketinggian yang lebih rendah.
Ketinggian ini ditentukan oleh berat kotor pesawat.
Tapi, di atas Tibet, batas ketinggian yang aman ini akan lebih rendah dibandingkan di dataran biasa.
Sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.
4. Turbulensi yang Berbahaya
Dalam penerbangan, ada istilah “clean air turbulance”.
Turbulensi ini tidak bisa dilihat dan bahkan tidak bisa diprediksi oleh pilot.
Clear air turbulance disebabkan oleh adanya pusaran udara yang terbentuk saat aliran udara terganggu oleh pegunungan yang tinggi di area yang memiliki angin tegak lurus yang kuat.
Turbulensi ini juga bisa terjadi di tempat yang sering ada pembalikan suhu.
Jika terjadi, clear air turbulance bisa membahayakan pesawat.
Itulah beberapa alasan mengapa pesawat tidak terbang melintasi Tibet.
• Dilantik Jadi Pilot Pesawat Tempur Amerika, Kevin anak NTT Dikira Orang Asing Jika ke Indonesia
• Pesawat Komersil Sudah Bisa Parkir Di Apron Bandara Matak
• Gunakan Dry Ice dan Dapur Bandara, Intip 5 Rahasia Penyajian Makanan di Pesawat
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Mengapa Tidak Ada Pesawat Terbang yang Berani Melintasi Pegunungan Himalaya?.