Kendati sedih berat, Aiptu Rukur mengatakan ikhlas atas kepergian Erizal.
"Ini memang yang pertama kalinya dia (Erizal-red) diturunkan ke daerah konflik.
Saya tidak dendam dengan KKB. Saya ikhlas.
Saya juga sudah tandatangani persetujuan waktu dia menjadi anggota TNI, saya lepas, dia sudah anak negara," kata Aiptu Rukur.
"Harapan kami pada negara, supaya KKB ini ditumpas.
Bagi yang belum tertangkap, cepat-cepatlah bertobat dan tunduk pada NKRI," imbuhnya.
"KKB ini kerjanya mengganggu pemerintahan dan pembangunan di sana.
Minta-minta uang sama pemborong-pemborong.
Masyarakat Jawa yang berhasil berdagang di sana, dikompas.
Ini saya tahu dari anggota yang sudah pulang dari sana.
Di Papua, KKB ini tidak disukai oleh masyarakat asli Papua juga," ujarnya.
Aiptu Rukur mengaku, ia dan istri terakhir berkomunikasi dengan Erizal itu tanggal 14 Desember 2019 silam.
Aiptu Rukur Sidabutar (jaket hitam) dipeluk oleh keluarga saat di rumah duka, Selasa (17/12/2019) malam. Tampak pula istri Aiptu Rukur tersandar di bahu keluarganya sambil menangis tersedu-sedu. ((TRIBUN MEDAN / DOHU LASE))
"Kalau jumpa, bulan April kemarin terakhir.