TRIBUNBATAM.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB menggelar acara Kaleidoskop Bencana 2019 dan Outlook bencana 2020 di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (30/12/2019).
BNPB memaparkan potensi bencana di 2020 mulai dari gunung berapi hingga kebakaran hutan.
Dalam acara ini dipaparkan kondisi bencana sepanjang 2019 dan prediksi potensi bencana pada 2020.
Selain itu, dipaparkan pula prediksi kondisi iklim pada 2020, paparan kondisi gunung api di Indonesia dan potensi bencana yang ditimbulkan akibat kondisi yang ada.
Berikut ini prediksi kondisi iklim pada 2020 berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG yang dikomparasikan dengan kajian dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan National Aeronautics and Space Administration (NASA).
Lalu, pemaparan kondisi gunung api berdasarkan pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG.
Puncak musim penghujan Februari-Maret
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan puncak musim hujan 2020 jatuh pada Februari-Maret.
Menurut Dwikorita, musim hujan sebenarnya sudah dimulai secara bertahap sejak akhir 2019.
"Kita sudah memulai musim hujan pada akhir 2019 atau bulan November, secara bertahap.
Kemudian pada 2020 curah hujan akan semakin meningkat mulai Januari, dan mencapai puncaknya pada Februari-Maret, " ujarnya saat pemaparan dalam acara Kaleidoskop Bencana 2019 dan Outlook bencana 2020 di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (30/12/2019).
Meski demikian, menurut prediksi BMKG, puncak musim hujan pun akan berlangsung secara bertahap.
Meningkatnya curah hujan pada Januari, lanjut Dwikorita, terutama akan terjadi di Pulau Sumatra, Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara.
Kemudian, kondisi ini akan berlanjut ke Kalimantan bagian tengah, hingga ke Sulawesi dan Papua.
"Kemudian berdasarkan prediksi yang kami lakukan, curah hujan sepanjang tahun 2020 tetap sama dengan kondisi klimatologinya, yakni tidak ada anomali.