TRIBUNBATAM.id, BINTAN - Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III Dabo Singkep merekrut 20 tenaga kontrak.
Puluhan tenaga kontrak ini diketahui mulai menjalani pelatihan kerja.
Tenaga kontrak ini nantinya akan ditempatkan di Bandara Tambelan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bintan, Muhamad Insan Amin mengklaim transportasi udara di Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan akan beroperasi di 2020 ini.
Proses pengerjaan terminal Bandar Udara Tambelan, menurutnya sudah selesai dikerjakan.
Insan menuturkan, pelayanan penerbangan nantinya akan dilayani dengan pesawat jenis Cassa dari maskapai penerbangan Susi Air.
Sementara bangunan terminal Bandara Tambelan memiliki luas 900 M2.
Pelayanan penerbangan nantinya ditargetkan minimal seminggu dua kali. Maskapai Susi Air akan melayani penerbangan dari Bandara Raja Haji Fisabilillah, Kota Tanjungpinang menuju Bandara Tambelan dan sebaliknya.
Pesawat tipe Cassa berkapasitas 12 orang penumpang akan mendukung operasional penerbangan di Bandara Tambelan itu.
"Kami berharap hal ini dapat terealisasi dengan lancar tahun ini saat memberikan pelayanan kepada masyarakat," ujarnya.
Optimis Dongkrak Pariwisata Bintan
Pembangunan bandara di Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri, diperkirakan akan menelan biaya sebesar Rp 524 miliar rupiah.
Pembangunan diperkirakan selesai dalam tiga tahun. Saat ini, pembangunan bandara masih dalam tahap pemotongan lahan dan akan selesai Agustus 2014 mendatang.
Pada 2014 ini pusat telah mengucurkan dana Rp20 miliar untuk melakukan pemotongan lahan.
Pembangunan bandara ini, kata dia, bukan saja bermanfaaat untuk keperluan transportasi semata. Namun juga bermanfaat untuk pengembangan sektor pariwisata.
"Beberapa waktu lalu juga saya sudah bawa investor dari Canada dan mereka mengeluhkan masalah trasportasi ke Tambelan yang cukup jauh. Walaupun potensi wisata di Tambelan cukup besar.
Sementara itu, Ketua Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bandara Tambelan Yodhie Harjilov mengatakan untuk pembangunan sisi udara seperti landasan pacu dan sebagainya akan ditangani oleh pusat dengan sumber dana dari APBN sebesar Rp247 miliar rupiah. Namun peroses penganggaran dilakukan secara bertahap.
"2014 ini kita pusat menganggarkan Rp20 miliar, selanjutnya 2015 rencananya Rp130 miliar dan 2016 sebanyak Rp67 miliar. Jadi total pembangunan sisi udara seperti landasan pacu dan sebagainya membutuhkan dana Rp247 milar," jelasnya.
Pembangunan pertama dilakukan berupa pembangunan landasan pacu sepanjang 1.300 meter. Lahan yang disediakan untuk pembangunan bandara seluas 30 hektar.
Namun pembangunannya juga dilakukan secara bertahap. Pesawat pertama yang akan menerbangi yaitu pewawat jenis Cesna perintis.
"Untuk pembangunan sisi darat diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp277 miliar dan akan ditangani oleh Kabupaten dan Provinsi Kepri.(tribunbatam.id/alfandi simamora)