BATAM, TRIBUNBATAM.id - Langkah lain yang dilakukan untuk penghematan air di Kota Batam adalah rationing. Pada tahapan awal, penggiliran air dilakukan dengan dua hari air mati dan lima hari hidup. Rationing di wilayah Piayu, Mukakuning akan dilangsungkan pada 15 Maret 2020 mendatang.
"Dua hari off dan lima hari on," ujar Head of Corporate Secretary PT Adhya Tirta Batam (ATB), Maria Jacobus, Kamis (5/3/2020).
Maria menegaskan penggiliran ini dilakukan untuk memperpanjang umur dam hingga 6 Juli 2020. Lantas mengapa dilakukan penggiliran?
Tanpa penggiliran, stok air bersih diprediksi akan bertahan hanya sampai 13 Juni 2020. Dari 228.900 pelanggan, sebanyak 196 ribu terdampak, komersial 30 ribu dan industri 3290 terdampak.
"Sebanyak 196 ribu dari 280 ribu yang terdampak, itu sama dengan 82 persen total dari semua pelanggan domestik di Batam. Kemudian, yang pelanggan komersil, 89 persen dari total komersil di Batam. Serta untuk industri, jumlahnya 98 persen dari industri di Batam," papar Maria.
Sementara itu untuk lokasi pelanggan yang terdampak rationing, terdampak di 17 lokasi pelanggan. Maria meminta BP Batam turut serta memberikan edukasi hemat air dan sosialisasi secara proaktif.
• Antisipasi Krisis Air di Batam, Butuh Dana Rp 45,7 M untuk Pompa Air dari Dam Tembesi ke Mukakuning
• BP Batam dan ATB Siapkan Alternatif Antisipasi Krisis Air
"Kemudian sosialisasi penggiliran 2 hari off dan 5 hari on. Post rationing, recovery program semua dam, pengendalian ruli. Tembesi carsh program pembangunan IPA dan jaringan distribusi," ujarnya.
Selain itu, kata dia, penting juga dilakukan screening pelanggan industri dan komersial. Misalnya pabrik plastik. Jadi penting melihat pelanggan yang menggunakan banyak air, terutama pabrik plastik.
"Kita mengalami keterbatasan air bersih," tuturnya.
Maria menyebutkan kondisi ini terjadi karena curah hujan rendah. Sementara penggunaan air di Batam terus naik.
Termasuk kontribusi daerah serapan air yang terganggu oleh warga sekitar. Sehingga air di Duriangkang turun sekitar -3,06 meter, hingga 3 Maret 2020.
"Sehingga, Piayu dan Mukakuning gangguan nanti. Tapi Duriangkang total shut down saat air sudah -5 meter. Diangka itu, WTP Duriangkang akan meminta tidak beroperasi lagi," tegas Maria.
Ia menambahkan keberadaan Dam Duriangkang sangat signifikan untuk mendukung air di Batam. Dimana, dengan distribusi 70 persen, Dam Duriangkang menyuplai pelanggan hingga 228.900 pelanggan ATB.
"Jika tidak bersama-sama kita sikapi, maka 228.900 pengguna akan berdampak," tegasnya.
(tribunbatam.id / Roma Uly Sianturi)