KARIMUN, TRIBUNBATAM.id - Kemarau berkepanjangan, warga Karimun, Provinsi Kepri menggelar salat meminta hujan atau salat istisqa di Masjid Agung Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri.
Ibadah yang bertujuan meminta turunnya hujan tersebut dilaksanakan setelah salat Jumat.
Jumlah jamaah yang mengikuti salat sunah itu diperkirakan mencapai ratusan orang.
"Kapasitas ruang utama kan 1.000 orang. Lebih kurang ada 500-an jamaah yang ikut salat istisqa tadi,," kata Bagian humas dan Kepegawaian Masjid Agung Karimun, Iyas Maulana, Jumat (13/3/2020).
Ustaz Fajmi Ulum Asafar menjadi imam dalam prosesi salat istisqa itu.
Sementara yang menyampaikan khutbah adalah Ustaz Sahab Sinambela.
Dalam ceramahnya, Ustaz Sahab Sinambela msngimbau agar umat muslim lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Iyas menyebutkan, pihak Masjid Agung akan melihat perkembangan cuaca di Kabupaten Karimun setelah pelaksanaan salat istisqa tersebut.
"Sementara pelaksanaan ini saja dulu. Kami akan melihat perkembangan kemarau masih panjang kemungkinan untuk dilaksanaannya lagi ada," ungkapnya.
Pelaksanaan salat istisqa itu, lanjut Iyas karena masyarakat mulai kesulitan akan ketersediaan air.
"Sebenarnya dulu pernah dilakukan akibat kekeringan hebat, sampai sumber air sangat kering. Ternak dan tanaman mereka sampai mati. Tapi karena masyarakat Karimun merasa susah, jadi beberapa ustaz merasa perlu melaksnakan salat istisqa," ucapnya.
Sempat Batal
Rencana salat istisqa atau salat minta hujan di Masjid Agung Kabupaten Karimun harus batal.
Ini dikarenakan hujan sudah turun di Pulau Karimun Besar.
Salat istisqa di Karimun rencananya akan dilakukan setelah ibadah salat Jumat di seluruh masjid yang ada di Kabupaten Karimun.
Hal ini seperti imbauan yang disampaikan Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun di hari sebelumnya.
"Sebenarnya Pemda akan melaksanakan salat istisqa. Namun Alhamdulillah niat kita ini sudah diijabah oleh Allah dengan turunnya hujan tadi malam," kata Bupati Aunur Rafiq yang ditemui di Masjid Agung Kabupaten Karimun, Jumat (6/3/2020).
Meski demikian, salat istisqa akan kembali dilakukan apabila dalam sepekan kedepan kembali terjadi kekeringan.
"Seolah-olah jika tidak dilakukan, kesannya tidak bersyukur. Nanti kita minta tambah malah banjir karena tidak bersyukur," ujar Rafiq sembari tertawa.
Imbauan pelaksanaan salat istisqa, menurut Rafiq, dilakukan setelah adanya oermintaan dari masyarakat. Kondisi cuaca dalam beberapa bulan ini membuat sumber air bersih masyarakat kering.
"Makanya diambil langkah-langkah untuk munajat kepada Allah SWT. Kita berdoa dan salat bersama-sama," ujarnya.
Intesitas hujan di seluruh wilayah Kabupaten Karimun sangat sedikit sejak beberapa bulan terakhir.
Bahkan sejumlah sumber air bersih seperti sumur dan waduk mulai mengering.
Sekolah di Karimun Tetap Salat Istisqa
Berbeda dengan Pemerintah Karimun yang menunda pelaksanaan salat istisqa, sejumlah masyarakat Karimun menggelar ibadah salat meminta hujan.
Seperti yang dilaksanakan Keluarga besar Yayasan Darul Mukmin Kabupaten Karimun, Jumat (6/3/2020).
Murid Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT), Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT), Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT), Taman Pendidikan Quran (TPQ) dan Rumah Tahfiz mengikuti salat istisqa di halaman sekolah.
Sebelum sholat istisqa dimulai, para murid dikumpulkan dan melantunkan selawat bersama-sama, sambil menunggu shaf untuk salat terisi.
Para murid sebelumnya telah diinstruksikan agar membawa sajadah masing-masing.
Turut hadir dalam kesempatan itu Pelaksana Harian (PLh) Direktur Yayasan Darul Mukmin, M Rasyid Nur, para kepala Unit, para guru di semua jenjang pendidikan, staf dan seluruh karyawan.
Salat istisqa dipimpin oleh Direktur SDM dan Pengembangan Al-Quran Darul Mukmin, M Yusuf Siregar.
"Mungkin ada salah dan silap yang pernah kita perbuat, atau ada nikmat yang tidak kita syukuri. Sehingga kemarau panjang melanda daerah kita," kata Yusuf.
Yusuf menyebutkan agar masyarakat dapat mengambil pelajaran dengan kondisi cuaca yang melanda Karimun saat ini.
Ia mengajak untuk menghemat air. Sebagaimana slogan di tanah Arab, bahwa jangan boros menggunakan air, meski hidup diatas air mengali.
"Jangan berlebih-lebihan, karena itu dilarang Agama. Maka dari itu saya menghimbau agar kepada kita semua berhematlah menggunakan air. Kalau melihat ada kran air yang terbuka silahkan dimatikan meski bukan kita yang membukanya," pesannya kepada para murid.
Yusuf berharap kekeringan yang tengah melanda Karimun saat ini dapat segera berakhir.
"Semoga musim kemarau ini segera berlalu, dan hujan segera turun dengan derasnya," ujarnya.(TribunBatam.id/Elhadif Putra)