Alat itu sementara akan digunakan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL).
Hal ini dikarenakan sumber daya manusia (SDM) untuk mengoperasikan alat ini, dinilai masih belum siap di RSUD Embung Fatimah.
Namun dengan alat ini, Kepri tidak perlu mengirim sampel ke Jakarta untuk diuji.
Rapid test digunakan untuk test awal sebelum diuji PCR.
Di mana, sebelumnya ada 2.400 rapid test untuk Batam dari Kemenkes, dialihkan untuk digunakan tes tenaga kerja Indonesia (TKI) yang tiba di Kepri sebelumnya.
"Sebenarnya kita butuh 10 ribu rapid test. Kemarin itu sudah ada dari Kementerian 2.400 rapid test tapi tidak sampai, karena dialihkan untuk mengetes TKI yang masuk. Sekarang kita sudah dapat bantuan dari Singapura, dua PCR," kata Didi.
Alat itu diakui akan tiba di Batam malam ini, menggunakan pesawat dan akan tiba di Bandara Hang Nadim.
Sebenarnya ingin diberikan langsung ke RSUD Embung Fatimah. Namun karena SDM tebatas, sehingga dititipkan di BTKL.
"Kita dapat bantuan juga dari Singapura, tes kit 20 ribu. Nanti malam sampai di Bandara Hang Nadim. Dalam penggunaan PCR SDM kita belum siap. Juga ruangan belum bisa. Jadi sementara dititipkan di BTKL BP (Badan Pengusahaan) Batam," tuturnya.
Didi melanjutkan, peralatan yang menguji lebih akurat sampel akan dioperasikan BTKL, karena sebelumnya sudah terbiasa menggunakan.
BTKL juga diakui memiliki alat sejenis. Hanya saja, alatnya tidak bisa mendeteksi virus corona.
"Kemenkes Singapura juga bantu APD lengkap 50 pcs. Kemudian 200 sepatu," terang Didi. (Tribunbatam.id/Roma Uly Sianturi)