Dinas kesehatan setempat meminta orang tersebut dan keluarganya untuk melakukan isolasi mandiri di rumahnya.
"Tapi keluarganya hasilnya negatif, hanya disarankan untuk tidak keluar rumah sementara," ujar Yuli.
Bergantian memasak makanan Solidaritas warga pun akhirnya diperkuat.
Mereka tergerak untuk membantu satu keluarga yang tengah dalam masa karantina mandiri selama 14 hari di rumah.
Warga lain membantu mereka dengan menyuplai bahan pokok dan makanan kebutuhan sehari-harinya. "Kita kuatkan, support keluarga itu dengan bekerja sama.
Bahkan warga memasak makanan dan memberikannya kepada keluarga itu untuk disantap setiap harinya.
Karena mereka kan enggak boleh keluar rumah," kata Yuli. Masakan yang dimasak ibu-ibu di sekitar kompleks ini dikoordinasi dan dikumpulkan oleh warga.
Selanjutnya, makanan diantar ke rumah keluarga tersebut setiap menjelang makan siang.
"Nantinya, warga janjian sama istrinya ketemu di pagar untuk memberikan masakan dari warga," kata Yuli.
Tak hanya itu, warga menyediakan masker N-95 bagi penderita corona dan keluarganya.
"Kami berusaha menyemangati mereka supaya cepat sembuh. Dengan begitu, keluarga tersebut merasa didukung, mereka juga terlihat berbesar hati dan terlihat bergembira," ujar Yuli.
Menurut Yuli, apa yang dilakukan warga Perumahan Cipageran Asri bisa menjadi contoh bagi masyarakat lainnya, agar tidak mengucilkan mereka yang terpapar virus corona.
Meski tetap menjaga jarak, perlu untuk saling menguatkan satu sama lain dan memperkuat solidaritas sesama manusia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kompaknya Warga di Cimahi, Mengurus Tetangga yang Positif Corona"