Ia beserta sejumlah pekerja porter lainnya di Pelabuhan Internasional Sekupang saat ini hanya berdiam di rumah.
Satu-satunya sumber penghasilan mereka ditutup untuk sementara waktu akibat tidak adanya yang kapal beroperasi.
Pria yang tinggal di Belakang Padang ini mengaku tidak bisa ke mana-mana selain menetap di rumah. Untuk dapat mencari kerja di tempat lain, ia harus menyisihkan ongkos sekitar Rp 30 ribu untuk sewa perahu atau membeli bensin motor.
"Ongkos untuk ke mana-mana aja sudah tak ada," sebutnya.
Saat ini ia hanya bisa menunggu hingga Pelabuhan Internasional Sekupang dapat dibuka kembali, meski ia masih belum tahu kapan tepatnya.(TribunBatam.id/Bereslumbantobing/Hening Sekar Utami)