TRIBUNBATAM.id, TIBET- Jamur diketahui merupakan jenis makanan yang biasa digunakan sebagai pelengkap dalam memasak.
Walaupun tidak semua jamur dapat dimakan karena ada pula yang beracun dan justru berbahaya bagi tubuh.
Harga jamur juga beragam dari yang paling murah hingga mahal. Yartsa Gunbu merupakan jamur di Dataran Tinggi Tibet yang dianggap sebagai 'parasit' paling mahal di dunia.
Mengapa Yartsa Gunbu disebut parasit termahal di dunia?
Dikutip TribunTravel dari laman Odditycentral, harga Yartsa Gunbu mencapai 50 ribu dolar per pon atau sekitar Rp 74 jutaan.
• Resep Bakso Goreng Jamur Enak, Cemilan Nikmat untuk Si Kecil Saat Libur Lebaran
• Umumnya Dipicu Jamur, Begini Cara Mengatasi Gatal di Area Selangkangan Alias Tinea Cruris
Jamur ini hidup dengan menyerang ulat dari jenis ngengat, serangga berwarna pucat besar yang biasa hinggap di atas padang rumput saat senja.
Setelah ulat terinfeksi, jamur ini mengubur diri di dalam tanah dan memakan akar tanaman untuk hibernasi.
Ketika musim dingin, mereka membeku.
Setelah salju mulai mencair, Yartsa Gunbu kembali aktif dan tumbuh ke atas permukaan tanah.
Jamur Yartsa Gunbu hidup dengan mengisi tubuh ulat yang mati (menyisakan kulit luar) lalu tumbuh ke permukaan seperti tangkai yang dipenuhi tanaman berspora yang menembus tanah.
Proses unik inilah yang membuat Yartsa Gunbu menjadi parasit yang berharga.
• Alasan Bupati Bener Meriah Mengundurkan Diri dari Jabatannya saat Salat Idul Fitri
• Kelabui Petugas, Ibu dan Anak Sewa Ambulans demi Mudik, Ini Fakta dan Kronologinya
Yartsa Gunbu berarti "rumput musim panas, cacing musim dingin", yang merupakan deskripsi sederhana dari siklus hidup jamur yang muncul setelah musim dingin ini.
Awalnya, jamur Yartsa Gunbu dipanen oleh penduduk desa setempat dan dijual dengan harga murah.
Namun, harga jual jamur ini berubah ketika telah diketahui manfaatnya untuk kesehatan.
Harganya bahkan bisa tiga kali lebih mahal dari emas.