PILGUB KEPRI

Soerya Respationo dan Iman Sutiawan Kian Merapat, Begini Peluang Rudi dan Isdianto di Pilgub Kepri

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPD PDIP Provinsi Kepri, Soerya Respationo

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Gerindra menyodorkan nama Iman Sutiawan sebagai pendamping Soerya Respationo di Pilgub Kepri.

Nama Iman Sutiawan mencuat sebagai pengganti Syahrul yang semula akan dipasangkan dengan Soerya Respationo.

Inilah dinamika terbaru Pilgub Kepri, PDIP intens berkomunikasi dengan Gerindra dan PKB.

Iman sendiri diminta menjadi calon wakil gubernur (cawagub) untuk mendampingi Soerya atau akrab disapa Romo melalui instruksi pengusir pusat Partai Gerindra.

"Memang sudah diputuskan oleh DPP Gerindra. Bahwasanya, saudara Iman maju sebagai cawagub," ungkap Sekretaris DPD Partai Gerindra Kepri, Onward Siahaan kepada Tribun Batam, Minggu (7/6/2020).

Lanjut Onward, untuk Surat Keputusan (SK) penunjukkan sendiri hingga kini masih belum terbit.

Namun, informasi penunjukkan Iman dibeberkan langsung oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani.

"Pemberitahuannya tanggal 2 Juni lalu," tambahnya.

Komunikasi politik antara Soerya dengan Partai Gerindra sendiri telah terjadi sejak beberapa bulan lalu.

Diketahui, pada tanggal 10 Maret 2020, Soerya sempat bertemu dengan mendiang H. Syahrul, Onward Siahaan, Iman Sutiawan, dan Nyanyang Haris di salah satu hotel daerah Jakarta.

Pertemuan itu kabarnya telah terjadi kesepakatan jika Soerya akan didampingi oleh H. Syahrul dalam Pilgub Kepri nanti.

Namun malang tak dapat ditolak, mendiang H. Syahrul terlebih dulu dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. 

Soerya Respationo sempat mengatakan masih menunggu rekomendasi calon pendamping sebagai Wakil Gubernur Kepri dari Partai Gerindra.

Berpegang pada etika politik, Soerya telah menyatakan berkomitmen dengan Partai Gerindra, sehingga siapa saja nama yang menjadi usulan partai tersebut akan didahulukan.

"Sejak awal saya sudah menyatakan diri berkomitmen dengan partai Gerindra, untuk mendahulukan dulu usulan dari partai tersebut," ujar Soerya.

Tidak kalah menarik yakni jago yang akan dimajukan Golkar Kepri.

Golkar Kepri memunculkan sosok seperti Ansar Ahmad, Isdianto hingga Ismeth Abdullah.

Golkar bisa dianggap menjadi poros baru dalam persaingan Pilgub Kepri.

Kuda Hitam

Dekan FISIP Universitas Riau Kepulauan (Unrika), Rahmayandi Mulya, S.IP, M.IP memberikan pandangannya mengenai Pilgub Kepri 2020.

 Berikut ulasannya"

Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kepri akhir tahun 2020 diprediksi akan berlangsung sengit.

Selain dukungan terhadap pasangan calon belum mengerucut, pandemi global Covid-19 ikut dianggap memberikan warna tersendiri dalam kontestasi politik nanti.

Jika dilihat dari kacamata politik, pandemi menjadi privilege (hak istimewa) atau suatu keuntungan bagi petahana. Petahana diberikan ‘ruang lebih’ untuk mengunci pilihan masyarakat Provinsi Kepri jelang peluit ‘pertandingan’ dimulai.

Aksi para petahana membagi-bagikan bantuan sosial untuk warga terdampak Covid-19 serta kebijakan-kebijakan strategis dalam memutus mata rantai wabah berbahaya ini, menjadi faktor yang harus dipertimbangkan oleh calon lawan.

Apalagi, jika wacana penerapan ‘New Normal’ berhasil. Aktivitas warga kembali berjalan normal, kelesuan ekonomi sedikit meningkat. Sudah barang jadi.

Akibatnya, sosok petahana saat ini, baik Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Provinsi Kepri, Isdianto, maupun Walikota Batam, Muhammad Rudi, ‘naik daun’.

Keduanya memang selalu dikait-kaitkan dengan Pilgub Kepri.

Seperti beberapa waktu lalu, Isdianto dikabarkan menggandeng istri Rudi, Marlin Agustina, untuk melanggengkan jalannya menuju Kepri 1.

Namun tak semudah itu. Seperti diketahui, Muhammad Rudi sendiri adalah Ketua DPW Partai Nasdem Kepri. Sebagai orang nomor satu di Nasdem, Rudi tak akan semudah itu memberikannya kepada Isdianto. Banyak hal harus ia pertimbangkan.

Pertama, sebagai partai pemenang periode sebelumnya, beban Rudi untuk kembali mendudukkan kader Nasdem di kursi nomor 1 Kepri cukup besar. Kondisi ini tak terlepas dari kasus suap yang menjerat Nurdin Basirun.

Rudi tentu memiliki pekerjaan rumah (PR) atau misi yang harus diselesaikan sepeninggalan kakandanya itu. Jika tujuan setiap partai politik saat Pilgub untuk menang dalam pertarungan, Rudi harus ‘dipaksakan’ turun.

Nasdem tak punya pilihan. Sejak ditinggal Nurdin, Rudi muncul jadi figur kuat partai binaan Surya Paloh ini.

Dengan syarat, ia harus menggandeng calon pendamping sepadan. Atau, menggandeng seorang ketua partai dengan jumlah kursi yang tak sedikit di legislatif.

Kenapa harus Rudi? Sebab, dari partai penguasa parlemen, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), nama Soerya Respationo kembali muncul sebagai figur kuat untuk dicalonkan.

Dia bukan sosok sembarangan. Pria dengan sapaan akrab Romo ini, sedari awal sangat optimis menatap Pilgub Kepri 2020.

Hal ini wajar. Periode lalu, Romo kalah dari Alm. Muhammad Sani (Abang kandung Isdianto). Saat itu, bersama Nurdin Basirun, Sani memukul telak Romo.

Tak ingin mengulangi kegagalannya, Romo terus bergerak dengan pemetaan yang tentu telah lama dia lakukan.

Dilihat dari segi usia, bisa jadi Pilgub Kepri tahun ini menjadi momentum politik terakhirnya.

Oleh sebab itu, Romo tak bisa asal-asalan. Langkah politiknya harus tepat jika ingin menang.

Beberapa partai politik diketahui telah merapat. Romo dikabarkan menjalin komunikasi politik cukup baik dan intens dengan beberapa partai seperti Gerindra, PKB, dan Demokrat.

Walau sempat bahagia setelah Ketua DPD Partai Gerindra Kepri, Alm. H. Syahrul bersedia menjadi wakilnya, namun ajal berkata lain.

Romo bersedih. Tak ingin larut, ia harus tetap berdiri tegak. Pertarungan tetap harus berjalan.

Terbaru, dengan dukungan PKB, Romo kembali dipasangkan dengan figur Gerindra lainnya, Iman Sutiawan, sosok pengganti 'Ayah' Syahrul. 

Lengkap sudah, tiga partai besar berkoalisi. Tak main-main. Dominasi Nasdem dibidik ketiga partai ini.

Lalu, bagaimana dengan Isdianto? Sosok petahana ini dikaitkan dengan Partai Golkar. Dia disebut-sebut akan menggandeng Ansar Ahmad. Isdianto sendiri diketahui dulunya merupakan kader PDIP, atau teman karib Romo.

Keharmonisan keduanya berubah drastis sejak kedatangan Surya Paloh ke Kepri beberapa waktu lalu. Dia sempat terombang-ambing, mencari perahu.

Namun, Isdianto tentu tak semudah itu menyerah. Sebagai adik Alm. Muhammad Sani ditambah dengan masa kepemimpinannya di Kepri walau hanya seumur jagung, hasrat Isdianto untuk ikut bertarung tak dapat disembunyikan.

Hal ini akan mulus jika Partai Golkar serius untuk mewujudkan skenario Isdianto – Ansar Ahmad. Apalagi, hasil pleno Partai Golkar, nama Ansar kembali dijagokan.

Pertimbangannya, pengurus pusat masing-masing partai tak akan sembarang memilih. Mereka mafhum, setiap keputusan akan disesuaikan dengan masukan para kader di daerah sebagai orang yang paling mengetahui 'medang perang'.

Manuver keseluruhan calon pun akan berdampak besar jelang Pilgub Kepri nanti. Pasalnya, bongkar-pasang calon tentu akan berimbas dengan minimnya persiapan kandidat.

Sekali lagi, masa ini, kondisi Kepri tak normal. Ada pandemi menyerang. Jika manuver terus terjadi, masyarakat akan bingung.

Sebab, isu yang paling hangat saat ini di akar rumput adalah isu penyelesaian pandemi Covid-19.

Ibarat kapal, warga akan ikut kapal penuh. Namun sayang, kapal penuh rawan tenggelam. Lebih baik jadi kapal sekoci, walau kecil, ia jadi penyelamat dan solusi saat kapal karam.(tribunbatam.id/ichwannurfadillah)

Berita Terkini