Kota perbatasan Kaesong memiliki kehadiran militer yang berat sampai pekerjaan dimulai di kawasan industri pada tahun 2003, karena daerah tersebut dianggap memiliki nilai strategis tinggi untuk invasi lintas batas.
Daerah di sekitar Kumgangsan juga memiliki kehadiran militer yang kuat sebelum resor ini dibangun untuk pariwisata lintas batas.
Pengaktifan kembali kawasan industri Kaesong dan pariwisata di Kumgangsan dikatakan tinggi dalam daftar prioritas Utara dalam pembicaraan dengan Seoul dan Washington.
Kompleks industri telah ditutup sejak 2016 setelah uji coba senjata nuklir oleh Korea Utara, dan tur ke Kumgangsan dihentikan pada 2008 setelah seorang turis Korea Selatan ditembak mati oleh seorang prajurit Korea Utara.
“Pendapat untuk bekerja sama secara aktif dengan upaya distribusi selebaran skala besar yang diharapkan dari semua lapisan masyarakat, dengan membuka banyak daerah di sepanjang bagian depan daratan dan laut barat daya dan menyiapkan langkah-langkah keselamatan, telah diterima,” kata pernyataan itu, menambahkan bahwa terkait rencana akan diserahkan ke Komisi Militer Pusat Partai Buruh Korea.
"Militer kita akan dengan cepat dan menyeluruh menjalankan keputusan apa pun yang dibuat oleh partai dan pemerintah."
Kementerian Unifikasi Korea Selatan menanggapi perkembangan Selasa dengan mengulangi posisi Seoul bahwa kedua belah pihak harus mematuhi perjanjian antar-Korea.
"Korea Selatan dan Korea Utara perlu melakukan upaya untuk mematuhi perjanjian antar-Korea," kata seorang pejabat Kementerian Unifikasi.
Ancaman Korea Utara
Sebelumnya, ancaman dilontarkan adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong tidak dianggap angin lalu lalu oleh Korea Selatan.
Tidak lama setelah Kim Yo Jong menyampaikan ancaman terkait aksi propaganda di perbatasan kedua negara yang dilakukan oleh para pembelot dari Korea Utara, Korsel langsung menggelar rapat darurat.
Ancaman Korea Utara yang disampaikan Kim Yo Jong dianggap sebagai ancaman serius, karena melibatkan militer.
Sebelumnya adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong, yang berperan sebagai penasihat sang kakak, Sabtu (13/6/2020) menyebut negara tetangga mereka sebagai "musuh".
Kim Yo Jong melontarkan ancaman buntut aktivitas pembelot Korea Utara, yang menyebarkan selebaran anti-Pyongyang di perbatasan Korea Selatan.
Bahkan, adik Kim Jong Un itu menyatakan bakal memercayakan militer untuk memberikan pembalasan terhadap Negeri "Ginseng".