"Jadi orang tua bisa melihat melalui online,"kata Bobor.
Dia mengatakan di hari terakhir pendaftaran tidak ada lagi siswa yang mendaftar."Hari ini tidak ada lagi yang mendaftar,"kata Bobor.
Pantauan Tribun dibeberapa sekolah di Sagulung yakni SDN 010, SDN 016, SMPN 27, SMPN 36 terlihat sepi, tidak ada orangtua atau calon siswa yang mendatangi sekolah.
Khawatir Jadi Bom Waktu
Persoalan kelebihan daya tampung sekolah khususnya di Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri dikhawatirkan jadi bom waktu.
Terlebih Kecamatan Sagulung menjadi kecamatan terpadat penduduknya di Kota Batam.
Kecamatan Sagulung yang terdiri dari enam kelurahan memiliki populasi penduduk sebanyak 275.259 orang atau 20,7 persen dari total penduduk Kota Batam yakni 1.329.773 jiwa berdasarkan data tahun 2018 lalu.
Sebelumnya pada Tahun ajaran 2019/2020 persoalan PPDB terjadi di Sagulung, dimana pemerintah kota Batam, harus membuka dua sekolah baru untuk tingkat SMPN yakni SMPN 59 dan SMPN 60.
Tahun ajaran baru 2020/2021 persoalan PPBD akan kembali terjadi, seperti diungkapkan Ketua Komite SMPN 27 Sagulung, Kota Batam, Alvian.
Dimana anak didik yang sudah mendaftar kesekolah mereka sampai hari ini sebanyak 500 orang. Sementara daya tampung sesuai dengan jumlah ruangan yang tersedia hanya sebanyak 288 siswa/siswi.
"Persoalan kelebihan kuota akan kembali terjadi, kita tidak tahulah seperti apa nantinya. Kita lihat sajalah tanggal 29 ini," kata Alvian.
Alvian mengatakan untuk anak didik yang masuk ke Zona SMPN 27 jumlahnya kurang lebih 400 siswa.
"Itu belum termasuk, jalur prestasi 30 persen, jalur Afirmasi 15 persen dan jalur perpindahan 5 persen,"kata Alvian.
Dia juga mengatakan tahun 2019 lalu mereka memiliki kuota sebanyak 284 siswa. Namun yang daftar tetap di atas kuota.
Ia menjelaskan, tahun 2019, pihaknya merencanakan menerima 284 murid dimana satu ruangan direncankan 32 orang.