TRIBUNBATAM.id - Tim ahli dari Universitas Gajah Mada (UGM) pantang mundur dan terus mengembangkan alat pendeteksi Covid-19, GeNose.
Sejumlah suara sempat meragukan keampuhan alat tersebut, akan tetapi Tim UGM meyakini, alat ini bakalan menjadi alat yang efektif mendeteksi wabah yang sedang melanda ini.
Sesuai namanya, GeNose merupakan alat pengendus yang diciptakan agar mampu mendeteksi Covid-19 pada seseorang.
Alat ini diklaim mampu mendeteksi virus dengan waktu singkat yakni cukup dengan 80 detik.
"Meski ada yang menyangsikan, buat kami itu tak masalah. Karena itu haknya para ilmuwan. Karena akademisi kan budayanya harus seperti itu. Scaptis tapi tetap terbuka," kata salah satu perwakilan peneliti GeNose UGM, dr. Dian Kusumapramudya Nurputra, saat sowan kepada Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Senin (12/10/2020) kemarin.
Ia berprinsip, dalam mengemukakan inovasi atau temuan baru, menurutnya perlu adanya kolaboratif, open minded, dasar latar belakangnya jelas, dan terakhir bukti.
Saat ini proses pengembangan temuannya telah mencapai tahap uji diagnosis yang menurutnya alat tersebut mampu mendeteski sampel sebanyak 100 tes.
"Nah bukti-bukti ini yang nantinya mampu menjawab keraguan beberapa kalangan," urainya.
Bahkan, proses uji diagnosis itu telah disebar ke sembilan rumah sakit rujukan Covid-19 di DIY.
Proses bimbingan teknisnya juga sudah jalan.
Ia menegaskan, jika Surat Hasil Uji (SHU) telah disetujui oleh komite etik kedokteran dan instansi pendukung lain, diperkirakan pertengahan November nanti sudah mulai produksi.
"Ini sudah disebar semua untuk uji diagnosisnya ke sembilan rumah sakit rujukan. Kalau SHU-nya sudah keluar dan komite etik menyetujui, perkiraaan November sudah mulai produksi," tegas Dian.
"Kalau Kemenkes bilang, oh alat ini sudah akurat. Maka surat izin edar akan dikeluarkan," urainya.
Ia menjelaskan, alat pengendus Covid-19 ini terbilang efisien dan terjangkau.
Karena untuk satu kali uji coba, Dian mengklaim biaya yang dikeluarkan hanya sebesar Rp15 ribu.