Menghilang 3 Hari, Remaja SMP Digilir 10 Pria, Diperkosa di Bengkel hingga Diseret ke Semak-semak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILLUSTRASI - pemerkosaan

TRIBUNBATAM.id, BULELENG - Bunga (bukan nama sebenarnya), gadis 14 tahun di Buleleng, Bali mengalami traumatik berat.

Apa yang dialami gadis itu benar-benar sadis dan menyakitkan.

Betapa tidak, siswi SMP itu telah dinodai secara bergilir oleh 10 pria di lokasi berbeda-beda.

Kasus pemerkosaan yang dialami Bunga ini terungkap setelah polisi melakukan penyelidikan ekstra.

Kasus pemerkosaan yang dialami Bunga menjadi perhatian serius warga Bali.

Menurut pengakuan korban, dirinya telah disetubuhi di lima tempat kejadian perkara (TKP) dengan waktu serta pelaku yang berbeda.

Kejadian pertama diduga dilakukan oleh beberapa orang. Sementara kejadian ke dua, tiga dan empat ini terjadi di bengkel, semak-semak dan di rumah warga dengan jumlah pelaku masing-masing satu orang.

"Para terduga pelaku belum dimintai keterangan, penyidik masih fokus mendatangi sejumlah dugaan TKP itu, dan memeriksa saksi-saksi,” terang  Iptu Sumarjaya, Kasubah Humas Polres setempat.

Iptu Sumarjaya juga menyebut, korban saat ini sedang mendapatkan penanganan dari psikolog dan sudah dilakukan visum.

Namun untuk hasil visumnya sendiri, belum diterima oleh pihak penyidik.

Disinggung terkait kronologi awal hingga korban mendapat perlakuan tak senonoh itu, Iptu Sumarjaya mengaku belum mengetahuinya secara pasti, sebab korban masih dalam kondisi trauma.

Namun berdasarkan pengakuan orangtua korban, wanita malang itu sempat pergi dari rumah menggunakan sepeda motor, pada Minggu (11/10) dengan alasan ingin bermain dengan temannya.

Belakangan, orangtua korban mengetahui jika sang buah hati telah menjadi korban dugaan pemerkosaan.

Hingga akhirnya kasus itu dilaporkan ke Mapolres Buleleng.

“Terduga pelaku ada yang berusia dibawah 18 tahun, dan ada pula yang sudah dewasa. Ini masih kami kembangkan lagi, untuk mencari tau kebenarannya,” jelas Iptu Sumarjaya.

Sementara terkait barang bukti yang kini telah diamankan, sebut Iptu Sumarjaya hanya berupa pakaian yang digunakan oleh korban saat kasus dugaan pencabulan itu terjadi.

Kasus tersebut hingga saat ini masih dalam tahap penyelidikan Unit PPA Polres Buleleng.

Korban adalah seorang siswi SMP yang usianya masih di bawah 18 tahun. 

Berita Lain : Update Kasus pemerkosaan Ibu Muda di Aceh

Sementara itu, Seorang mamah muda menjadi korban perkosaan resedivis. 

Ia adalah DN (28). Sedangkan pelaku pemerkosaan adalah Samsul Bahri (41). 

DN tidak hanya jadi korban pemerkosaan, sang anak pun tewas akibat dibacok Samsul Bahri, pemerkosanya. 

Usai kejadian, DN dirawat di RSUD Langsa.

Ibu muda ini dirawat, sejak Sabtu (10/10/2020), akibat luka bacok di telapak tangan kanannya dan trauma, pasca dirudapaksa pelaku di rumahnya di salah satu desa kawasan Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur.

Humas RSUD Langsa, Arwinsyah SKM kepada Serambinews.com, Rabu (14/10/2020) tadi malam, mengatakan, secara umum kondisi fisik korban Dn sudah membaik, sehingga sudah dibolehkan pulang pada Selasa (13/10/2020) sore kemarin.

"Keadaan umum korban sudah membaik, luka bekas bacokan di tangannya juga sudah mengering. Makanya, pada Selasa sore itu, dia dibolehkan pulang oleh dokter," ujarnya.

Namun begitu, jelas Arwinsyah, psikologis korban masih terganggu akibat kejadian tragis yang menimpanya beberapa hari lalu.

Baca juga: Siswi SMP Disetubuhi 10 Orang di 5 Tempat Berbeda, Dari Bengkel Sampai Semak-Semak

“Oleh sebab itu, ibu Dn  tetap mendapat pendampingan oleh unit perlindungan wanita dari Polres Langsa dan pihak terkait lainnya,” papar Arwinsyah.

Seperti diketahui, pada Sabtu (10/10/2020) menjelang pagi, korban Dn berhasil meloloskan diri dari sekapan tersangka Samsul Bahri yang telah memperkosanya berapa kali.

Mungkin saja, jika korban tidak berhasil lolos setelah berhasil membuka ikatan di tangannya, ia akan bernasib sama dengan anak lelakinya masih berusia 10 tahun.

Rangga, anak lelaki korban Dn dari buah perkawinan dengan Fadly Fajar (mantan suami Dn), meninggal dunia sebagai pahlawan bagi ibu muda ini.

Baca juga: Demo Tolak UU Cipta Kerja Kembali Digelar hari ini, Polisi Kumpulkan 1.000 Pengurus RT/RW, Ada Apa?

Pahlawan cilik itu dikebumikan pada Minggu (11/10/2020) malam, di tempat tinggal ibu kandung dan ayah tirinya, di Kecamatan Birem Bayeun, setelah jenazahnya ditemukan pada Minggu sore, di alur sungai daerah itu.

Rangga meregang nyawa akibat terkena berapa kali sabetan, bacokan, hingga tusukan parang pelaku Samsul Bahri, saat almarhum Rangga hendak menolong ibunya dari cengkraman predator tersebut di rumah gubuk mereka.

Dimakamkan Tanpa Orangtua

Sementara itu, anak DN, yakni RG. dimakamkan tanpa dihadiri orangtuanya. 

Pasalnya, sang ayah harus menemani ibu almarhum Rg yang menjalani perawatan di rumah sakit (RS) di Langsa.

Ibu almarhum Rg yang berinisial Rn (28) ini, merupakan korban pemerkosaan bejat tersangka Samsul Bahri pada Sabtu (10/10/2020) dini hari kemarin.

Almarhum Rg sendiri sudah dimakamkan pada Minggu (11/10/2020) malam.

Anak tak berdosa yang masih duduk di kelas 2 SD ini dikebumikan di TPU Gampong Alue Gadeng Kampung, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur, seusai Shalat Magrib tadi.

Keuchik Alue Gadeng Kampung, Dedi yang dihubungi lewat telepon selular kepada Serambinews.com, Minggu (11/10/2020) malam, mengatakan, korban sudah selesai dikebumikan seusai Salat Magrib.

Menurut Keuchik dedi, proses pemakaman diikuti keluarga dan kerabat dekat serta ratusan warga yang ikut mengantarkan jenazah Rg ke tempat peristirahatan terakhir.

Namun, lanjutnya, kedua orangtua korban hanya bisa pasrah dan mengikhlaskan kepergian anak lelakinya tersebut.

“Mereka tidak bisa mengantarkan jenazah anaknya dan hadir ke pemakaman, karena ibu korban Rn yang ditemani ayahnya kini masih dirawat di salah satu RS di Langsa,” ujar Keuchik Dedi.

Melawan, Petugas Dor Betis Pelaku Tiga Kali

Dilaporkan sebelumnya, tersangka Samsul Bahri (36), pelaku pembunuhan Rg (9) anak dan pemerkosa ibunya, Rn (28), terpaksa dilumpuhkan dengan tembakan 3 kali di betisnya karena berusaha melawan petugas.

Kapolres Langsa, AKBP Giyarto SH SIK, melalui Kasat Reskrim, Iptu Arief S Wibowo menyebutkan, pada saat tersangka Samsul Bahri akan dibawa ke Polres Langsa, pelaku sempat memberikan perlawanan.

Karena membahayakan keselamatan petugas, akhirnya pelaku dilumpuhkan dengan memberikan tindakan tegas berupa tembakan ke arah kaki sebanyak 3 kali.

"Untuk saat ini, pelaku bersama dengan barang bukti telah kita amankan di Mapolres Langsa untuk dilakukan penyidikan," sebut Kasat Reskrim.

Menurut Iptu Arief Sukmo, tersangka Samsul Bahri ditangkap hidup-hidup pada Minggu (11/10/2020) pagi pukul 09.00 WIB, oleh tim gabungan di areal perkebunan sawit.

Persisnya, saat pelaku bersembunyi di bawah pohon besar milik masyarakat yang berada di Dusun Kumbang, Gampong Alue Gadeng Kampung.

Saat diringkus, tersangka tidak menggunakan baju hanya menggunakan celana jeans warna biru, dan ia memegang senjata tajam jenis samurai.

Ketika dilakukan penangkapan oleh tim gabungan yang turut dibantu oleh masyarakat setempat, tersangka Samsul Bahri sempat melakukan perlawanan.

"Sehingga petugas beberapa kali memberikan tembakan peringatan ke atas agar pelaku menyerahkan diri kepada pihak kepolisian," tutup Kasat Reskrim.

Hasil Visum, Tubuh Korban Rg banyak sayatan dan luka bacok

Seperti diberitakan sebelumnya, hasil visum petugas medis RSUD Langsa, terdapat berapa luka sayatan benda tajam di jenazah Rg (9), korban pembunuhan yang dilakukan tersangka Samsul Bahri (36), pada Sabtu (10/10/2010) dini hari.

Kapolres Langsa, AKBP Giyarto SH SIK, melalui Kasat Reskrim, Iptu Arief S Wibowo dalam keterangan tertulisnya kepada Serambinews.com, Minggu malam, mengatakan, jenazah korban Rg ditemukan sekira pukul 15.40 WIB, oleh tim gabungan dibantu oleh BPBD dan masyarakat.

"Mayat korban ditemukan mengapung di seputaran sungai Gampong Alue Gadeng Kampung, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur, dalam keadaan masih memakai pakaian lengkap," ujar Kasat Reskrim.

Iptu Arief menambahkan, setelah ditemukan, tim gabungan langsung mengevakuasi jenazah dan membawa ke RSUD Langsa untuk dilakukan visum.

Hasil visum oleh tim medis menerangkan, adanya luka bacok pundak kiri sepanjang 15 cm lebar 5,5 cm dengan kedalaman luka 5,5 cm.

Luka Bacok di leher kiri sepanjang 8 cm lebar 1,5 cm dan kedalaman 2 cm.

Luka bacok di rahang kiri panjangnya 14,5 cm, lebar 2,5 cm, dengan kedalaman 2 cm.

Lalu, ada juga luka tusuk di leher depan dengan kedalaman 3,5 cm dan panjang 1,5 cm.

Luka tusuk bahu kiri lebar 1,5 cm dan panjang 4 cm serta kedalaman 3,5 cm.

Luka sayat di leher  sebelah kiri dengan lebar 0,5 cm dan luka kanan dada bawah.

Luka bacok di tangan kanan sampai dengan pergelangan tangan dengan panjang 10 cm dan Lebar 1,5 cm serta kedalamannya 5 cm.

Selain itu, ada luka bacok di lengan kanan bawah dengan panjang 5,5 cm dan lebar 2 cm, serta luka bacok jari kanan mengenai jari kelingking, manis, dan tengah.

"Pihak medis menduga penyebab kematian korban karena putusnya nadi besar di sebelah kiri korban akibat benda tajam," jelasnya. ((rtu/*)

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Siswi SMP Buleleng Ngaku Disetubuhi 10 Pelaku di Lokasi Berbeda

Berita Terkini