Editor: Widi Wahyuning Tyas
TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Pulau Dompak kini dijadikan pusat pemerintahan provinsi Kepulauan Riau.
Pulau ini berada di daratan lain yang berbeda dengan Kota Tanjungpinang.
Adapun Kota Tanjungpinang sendiri berada di Pulau Bintan.
Demi kemudahan akses, dibuatlah sebuah jembatan untuk menghubungkan kota Tanjungpinang dengan pulau Dompak.
Jembatan tersebut diberi nama jembatan Sultan Mahmud Riayat Syah atau dikenal juga dengan nama jembatan 1 Dompak.
Memiliki panjang hingga 1,5 km, jembatan ini berdiri kokoh dengan fondasi yang dibangun di dasar laut.
Lantas, bagaimana sejarah pembangunan jembatan kebanggaan warga Tanjungpinang ini?
Baca juga: Keunikan Masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat, Gunakan Putih Telur Untuk Bahan Bangunan
Sejarah
Pembangunan jembatan ini diinisiasi oleh mantan Gubernur Kepulauan Riau yakni Ismeth Abdullah pada awal 2006.
Awalnya, ada dua daerah yang menjadi opsi pembangunan jembatan, yakni Senggarang dan pulau Dompak.
Dengan berbagai pertimbangan, dipilihlah pulau Dompak sebagai lokasi Pusat Pemerintahan Provinsi Kepri.
Setelah daerah pembangunan jembatan telah diputuskan, tahun 2007 perencanaan pembangunan awal dilakukan dengan mengerjakan Detail Engineering Design (DED).
Pembangunan Jembatan Dompak sendiri menggunakan tiga paket, yakni Dompak I, II, dan III.
Proyek ini dikerjakan oleh kontraktor PT Nindya Karya.
Baca juga: Hubungkan Benua Asia dan Eropa, Begini Sejarah dan Kemegahan Jembatan Bosporus
Baca juga: Dinamai Jembatan Tuanku Tambusai, Inilah Fakta dan Sejarah Berdirinya Jembatan V Barelang
Adapun jembatan I Dompak menjadi jembatan terakhir yang dikerjakan lantaran adanya masalah penyelesaian pembebasan lahan.
Padahal, pekerjaan tersebut harus diselesaikan pada Desember 2010.
Kendala tersebut membuat pihak kontraktor tidak bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai target, sehingga berakhir dengan pemutusan kontrak.
Pemutusan kontrak tersebut membuat PT Nindya Karya menggugat Pemprov Kepri secara perdata di Pengadilan Negeri (PN) Tanjungpinang pada Juli 2012.
Pihak PT Nindya Karya menuntut Pemprov Kepri membayar denda sebesar Rp 92,3 miliar atas progres pembangunan yang telah dilakukan.
Setelah melewati beberapa kali persidangan, Pemprov Kepri dijatuhi hukuman dengan membayar kewajiban kepada PT Nindya Karya sebesar Rp 41,9 miliar.
Nominal tersebut bernilai separuh dari tuntutan awal.
Persoalan tersebut membuat pembangunan jembatan 1 Dompak mangkrak selama tiga tahun.
Setelah selesainya persoalan perkara Pemprov Kepri dengan PT Nindy Karya pembangunan Jembatan I Dompak jadi mangkrak selama tiga tahun anggaran.
Dengan berbagai upaya, pembangunan dilanjutkan pada 2014 saat masa kepemimpinan gubernur Muhammad Sani.
Proyek tersebut dilanjutkan oleh PT Wijaya Karya (Wika) dengan nilai kontrak sebesar Rp 312 miliar dan waktu 18 bulan kerja.
Harapannya, jembatan itu bisa selesai pada akhir 2015.
Proses peletakan batu pertama dilakukan pada Juli 2014 oleh gubernur Muhammad Sani.
Oktober 2015, proyek jembatan tersebut mengalami musibah, yakni ambruknya pembangunan di P9.
Kejadian ini membuat target penyelesaian jembatan tidak tercapai dan pihak kontraktor rugi hingga Rp 30 miliar.
Saat itu, total pengerjaan yang belum selesai adalah 280 meter.
Meski sempat membuat banyak pihak putus asa, pihak kontraktor dan Pemprov Kepri pun menggeser rancangan jembatan itu supaya dapat dilanjutkan pembangunannya.
Salah satunya adalah perubahan sentuhan yang dilakukan pada desain jembatan.
Awalnya, jembatan ini akan diberi nama Jembatan Hang Tuah.
Rencana tersebut telah disetujui oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepulauan Riau.
Namun, muncul usulan untuk menamai jembatan tersebut dengan nama mantan gubernur Kepri, HM Sani yang pada saat itu baru berpulang beberapa bulan sebelumnya.
LAM pun mengusulkan nama jembatan tersebut menjadi Jembatan HM. Sani, untuk menghormati dedikasi sang mantan gubernur terhadap pembangunan jembatan.
Jembatan ini dibuka untuk umum pada November 2016.
Tahun 2017, jembatan ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dengan usulan nama Jembatan Sultan Mahmud Riayat Syah oleh gubernur Nurdin Basirun.
Hingga kini, jembatan 1 Dompak telah menjadi salah satu ikon kebanggaan masyarakat Tanjungpinang.
Baca juga: Fantastis! Inilah 5 Jembatan Terpanjang di Dunia, Salah Satunya Capai 165 Kilometer
Panjang
1,5 km
Lokasi
Tanjungpinang, Kepulauan Riau
(TRIBUNBATAM.ID/WIDI WAHYUNINGTYAS)