SEKOLAH ONLINE

Mengenal Profesi Kurator, Pengurus Warisan Budaya dan Seni, Lebih Modern dengan AR dan VR

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kurator pameran, Mikke Susanto sedang menjelaskan lukisan yang dilukis Soekarno berjudul Rini.

Editor: Mona Andriani

TRIBUNBATAM.id - Sekolah Online kali ini, kita akan membahas soal profesi Kurator.

Menurut id.wikipedia.org, Kurator adalah pengurus atau pengawas warisan budaya atau seni.

Seperti museum, pameran seni, galeri foto, dan perpustakaan.

Selain itu Kurator juga bertugas dalam memilih dan mengurus objek museum atau karya seni yang akan dipamerkan.

Berdasarkan kutipan dari instagram pustekkom_kemdikbud, untuk era digital saat ini kurator diminta untuk menyajikan benda bersejarah dan koleksi museum didukung dengan konten digital.

Konten digital seperti audio maupun video tentang benda bersejarah.

Baca juga: VIRAL Foto Pelajar Cari WiFi Demi Sekolah Online Lesehan di Pinggir Jalan

Dalam postingan soal Kurator, kurator memanfaatkan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) untuk museum.

Dengan adanya bantuan teknologi AR dan VR, pengunjung akan merasa kembali di masa lampau.

Bagi pecinta sejarah dan ingin mencintai sejarah, kurator termasuk satu diantara pahlawan bangsa di masa kini.

Dikutip dari kemendikbud.go.id, profesi ini lebih banyak berada di belakang layar, namun adakalanya juga dapat bersentuhan langsung dengan publik. Peranan profesi ini sangat penting untuk memastikan layanan museum terselenggara dengan optimal.

Berdasarkan Kepmendikbud No. 455-M-2019 tentang Uraian Jabatan di lingkungan Kemdikbud, Kurator Koleksi Museum memiliki rumusan tugas “Melakukan kegiatan perawatan, pengawetan, dan penelitian terhadap koleksi museum”.

Berikut tugas Kurator museum:

Menyusun konsep pengumpulan dan pengolahan data identifikasi dan klasifikasi, pencarian dan pengumpulan, serta katalogisasi sesuai dengan kebutuhan dan jenis data

Mengidentifikasi, mengklasifikasi, menganalisis data, menyusun bahan, serta melaksanakan inventarisasi benda pencarian dan pengumpulan benda bernilai budaya sesuai dengan kebutuhan,

Membuat bahan katalogisasi benda bernilai budaya sebagai data informasi koleksi

Melaksanakan penulisan ilmiah, semi ilmiah dan populer sebagai bahan publikasi museum dalam rangka pengembangan informasi koleksi

Menyusun konsep, tema dan materi pameran benda bernilai budaya sebagai bahan penyajian koleksi dalam rangka pemanfaatan

Menyiapkan bahan bantuan teknis di bidang identifikasi, klasifikasi, pencarian, pengumpulan, dan pemanfaatan benda bernilai budaya sebagai bentuk pelayanan edukasi dan pelayanan umum sesuai penugasan atasan.

Seorang Kurator wajib menguasai pengetahuan tentang pelestarian benda cagar budaya, berlatarbelakang sarjana bidang Arkeologi/Antropologi/Sejarah/Kimia/Bahasa/Sastra atau bidang lain yang relevan

Baca juga: Kabar Gembira, Presiden Jokowi Perpanjang Bantuan UMKM Rp 2,4 Juta Hingga Tahun 2021, Ini Syaratnya

Pengertian Augmented Reality

Augmented Reality (AR) yaitu teknologi yang digunakan untuk simulasi pandangan lingkungan buatan untuk menggantikan yang asli.

AR ini tidak hanya terlihat secara dua dimensi tetapi bisa dengan penambahan suara, video dan grafiknya.

Untuk melihat hasil rekayasa fisik yang ditampilkan secara 360 drajat, AR ini bisa dilihat menggunakan kacamata, layar, ponsel dan lain sebagainya.

Data yang perku disiapkan ole kurator dari video, gambar, animasi dan model 3D juga perlu digunakan.

Diketahui AR menggunakan teknologi SLAM (Simultaneous Localization and Mapping), terdapat sensor dan pengukur kedalamannya.

Pengertian Virtual Reality (VR)

Dikutip dari kids.grid.id, VR  adalah teknologi yang menciptakan simulai mirip dengan dunia nyata.

Pengguna VR dapat berinteraksi dengan dunia 3D dengan cara mensimulasikan indra sebanyak mungkin, seperti penglihatan, pendengaran, sentuhan, bahkan penciuman.

Saat menggunakan VR kamu bisa merasakan sensasi yang luar biasa saat digabungkan dengan perangkat lainnya, seperti kacamata dan headset.

Selain VR, kamu mungkin juga pernah mendengar istilah AR atau Augmented Reality.

Dilansir Kompas.com, virtual reality dengan augmented reality merupakan dua hal yang hampir mirip.

Kamu dapat menganggap Augmented Reality sebagai VR, begitupun sebaliknya. Augmented Reality mensimulasikan objek buatan di lingkungan nyata.

Sedangkan Virtual Reality menciptakan lingkungan buatan yang bisa dihuni.

Baca juga: Promo The Body Shop Batam, Ada Diskon 10 Persen untuk Produk Special Edition

Tugas kurator di era saat ini, juga harus mengerti teknologi AR dan VR ini.

Dengan bantuan AR dan VR, museum akan ;ebih 'hidup', karena akan menawarkan pengalaman yang berbeda.

Apalagi saat ini sudah banyak museum digital, Indonesia juga memiliki museum digital.

Dengan bantuan VR, pengunjung akan merasakan tur museum yang sesungguhnya.

Selain itu dengan bantuan AR  pameran di museum akan lebih menarik dan interaktif.

Dengan dua teknologi ini, tugas kurator akan lebih mudah untuk menjelaskan objek-objek yang ada fi museum.

Museum juga ikut berkembangan sesuai perkembangan teknologinya.

Simak berita lainnya di GOOGLE

(*/MONA ANDRIANI)

Berita Terkini