Data statistik menyebutkan, jika pertumbuhan ekonomi Kepri triwulan II-2020 mengalami kontraksi sebesar -6,66 persen akibat Covid-19.
Kondisi ini menurutnya lebih buruk dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang -5,32 persen, dan paling terburuk di Pulau Sumatra.
"Sepanjang sejarah 18 tahun berdirinya Provinsi Kepri, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2020 ini adalah yang paling terburuk," ungkap Ansar Ahmad.
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Kepri pada Maret 2020 mencapai 131.966 orang atau 5,92 persen.
Angka ini bertambah sebanyak 4.208 orang dibanding kondisi September 2019 sebesar 127.758 orang (5,80 persen).
Tidak hanya itu, kunjungan wisatawan mancanegara ke Kepri sepanjang Januari-Juni 2020 hanya 403.987 orang.
Angka ini cenderung turun -71,28 persen dibanding periode tahun sebelumnya dengan jumlah 1.406.664 orang.
Sepanjang 2020, UMKM, industri dan investasi di Provinsi Kepri juga menurun secara signifikan akibat pandemi Covid-19.
"Tingkat pengangguran terbuka berada pada urutan ke-7 dari 34 provinsi dan tertinggi di Indonesia.
Ekonomi harus pulih, rakyat harus makmur. Kita punya potensi. Punya kawasan ekonomi yang belum dikembangkan," sebutnya.
Punya visi terwujudnya Kepri yang makmur, berdaya saing dan berbudaya. Ansar Ahmad dan Marlin Agustina punya lima misi utama dan tujuh program unggulan.
Di antaranya mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur antar pulau guna pengintegrasian dan percepatan pembangunan kawasan pesisir.
Kemudian percepatan pemulihan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Ansar-Marlin juga memaparkan program prioritas pada sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Kepri, termasuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan kemudahan dalam berinvestasi.
Siapa yang menjadi Pemenang Debat Pilkada Kepri?(TribunBatam.id)
Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google News