Baca tanpa iklan
TRIBUNBATAM.id - Penyelidikan kematian 6 laskar khusus Front Pembela Islam (FPI) masih terus bergulir.
Kabar terbaru, Komnas HAM akan mendatangi Polda Metro Jaya hari ini, Senin (21/12/2020).
Tujuan kedatangan Tim Komnas HAM untuk memeriksa mobil yang ditumpangi enam laskar khusus FPI pengawal Rizieq Shihab yang tewas beberapa waktu lalu.
Kasus kematian 6 laskar khusus FPI terus menyita perhatian karena ada dua versi yang beredar di masyarakat.
Ada Versi polisi dan versi Front Pembela Islam (FPI).
Versi polisi, tindakan terukur dilakukan karena 6 Laskar FPI pengawal IB FPI Rizieq Shihab melawan dan membahayakan nyawat aparat.
Beberapa waktu lalu, saat jumpa pers, polisi menghadirkan barang bukti seperti samurai dan senjata api rakitan.
Perkembangan terbaru, Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Brigadir Jenderal Andi Rian membeberkan temuan baru terkait senjata api (senpi) yang diduga digunakan oleh laskar FPI saat bentrok dengan polisi.
Jenderal bintang satu asal Kota Makassar ini mengatakan bahwa berdasarkan hasil uji balistik, senjata tersebut adalah senjata hasil rakitan.
"Hasi pemeriksaan ahli balistik menyatakan 2 pucuk senpi yang digunakan Laskar FPI adalah senjata non pabrikan (rakitan)," kata Andi Minggu (20/12/2020).
Alumnus Ponpes IMMIM Makassar ini menjelaskan bahwa senjata api tersebut merupakan senjata api jenis revolver dengan amunisi 9 milimeter.
"Menggunakan amunisi 9 milimeter," tambahnya.
Nama Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi menghiasi pemberitaan media-media setelah memimpin rekonstruksi di Jalan Tol Cikampek-Jakarta, Karawang, Jawa Barat, Senin (14/12/2020) dini hari, atas kasus penembakan terhadap 6 laskar FPI.
Lalu siapa sosok Andi Rian Djajadi?
Karier