KARIMUN TERKINI

Razia Perut Lapar, Cara Unik Milenial Karimun Berbagi saat Pandemi Covid-19

Penulis: Yeni Hartati
Editor: Septyan Mulia Rohman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Razia Perut Lapar, Cara Unik Milenial Karimun Berbagi saat Pandemi Covid-19. Foto saat pembagian sembako dan nasi kotak kepada warga Karimun yang membutuhkan.

KARIMUN, TRIBUNBATAM.id - Razia biasanya identik dengan denda dan sanksi yang tidak jarang buat jengkel kepala.

Tapi apa jadinya, jika razia justru membuat orang bahagia.

Cerita itu ada di Karimun. Sejumlah generasi muda punya konsep unik dalam membantu sesama saat pandemi Covid-19.

Lewat Razia Perut Lapar, mereka membagikan paket sembako dan nasi kotak kepada warga yang membutuhkan bantuan.

Tidak dipungkiri, pandemi Covid-19 benar-benar menghantam seluruh sektor, salah satunya perekonomian di Kepri. Tak terkecuali di Karimun.

Milenial Karimun pendukung aksi Razia Perut Lapar, Selasa (29/12/2020). (TribunBatam.id/Istimewa)

Razia Perut Lapar ini digelar setiap Jumat dan Minggu. Mereka bakal turun jalan bahkan tidak jarang menyusuri satu per satu rumah warga.

Koordinator Razia Perut Lapar, Jerrico Danish mengatakan, kegiatan sosial ini awalnya hanya dilakukan oleh 4 orang secara sukarela di awal November 2020.

Seiring berjalannya waktu, sambutan positif warga pun kian mengalir. Sejumlah donatur bahkan menyisihka rezekinya untuk membantu agar aksi ini terus berlanjut.

Tercatat sudah 25 orang yang tergabung dalam aksi sosial ini.

Jerrico menyebut dirinya bersama teman-teman lainnya, sangat berharap agar Razia Perut Lapar yang saat ini masih dilakukan di Pulau Karimun Besar dapat menyeluruh ke pulau Karimun lainnya.

Seperti Pulau Kundur, Pulau Kundur Utara, Pulau Kundur Barat, Pulau Durai, Pulau Moro, Pulau Belat, Pulau Unggar dan Pulau Buru.

"Sekarang masih di Pulau Karimun Besar, Kedepannya, tentu ingin bisa ke pulau-pulau terpencil di Wilayah Karimun lain agar lebih banyak warga yang mendapatkan kegiatan sosial razia perut lapar ini," ucapnya, Selasa (29/12/2020).

Baca juga: Tekan Penyebaran Corona, Pemkab Karimun Terus Lakukan Razia Protokol Kesehatan

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Karimun, Nihil Penambahan Kasus Baru, Sudah 326 Warga Positif Virus Corona

Ketua DPRD Karimun Muhammad Yusuf Sirat saat memberikan bantuan pupuk kepada Kelompok Tani Warga Karya Maju Jaya Desa Pangke Kecamatan Meral Barat, Sabtu (26/12/2020). Bantuan diberikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanian (Tribunbatam.id/Yeni Hartati)

Bagi warga yang ingin melakukan donasi untuk aksi simpatik Razia Perut Lapar dapat menghubungi: 0821 - 7300 - 2771 atas nama Agil atau 0813 - 6566 - 5653 atas nama Sapik.

Selain itu juga bisa melalui nomor rekening Mandiri 1090016691917 atas nama Jerrycho Danish dan nomor rekening BNI 456183325 atas nama Suhaimi Maaruf.

Aksi simpatik Razia Perut Lapar tersebut juga dapat dilihat di akun instagram @rpl.karimun. Tertarik untuk membantu?

Warga Karimun Butuh Bantuan

Seorang warga Karimun, Tiopan Panjaitan butuh bantuan.

Warga Baran Satu RT 002 RW 002 Kelurahan Baran Timur, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri ini harus berjuang melawan kerasanya hidup.

Selain harus terbiasa merayakan Natal tanpa kedua orang tua, lelaki berumur 26 tahun itu terpaksa berhenti dari tempatnya bekerja dulu.

Anak kelima dari delapan bersaudara ini, mulanya bekerja sebagai teknisi TV kabel.

Tiopan yang pernah menempuh pendidikan di SMKN 1 Karimun jurusan listrik, serta lulus pada 2015 itu dihadapkan pada pilihan sulit.

Perusahaan tempat ia bekerja memintanya untuk pindah tugas dari Karimun.

Sementara ketika itu, ibunya sedang sakit keras. Pilihan berat pun, akhirnya ia pilih.

Kisah Tiopan Panjaitan, Rayakan Natal tanpa Orang Tua, berjuang dari kerasnya hidup. Lelaki 26 tahun lulusan SMK Negeri 1 Karimun Warga Baran Satu, Kelurahan Baran Timur, Kecamatan Meral yang membutuhkan pekerjaan untuk membiayai kebutuhan hidupnya. (TribunBatam.id/Yeni Hartati)

Ia terpaksa memilih mengundurkan diri dari pekerjaan yang selama ini membuatnya mampu bertahan hidup.

Ibu yang begitu dicintainya kini telah meninggal dunia hampir dua tahun.

Sementara ayahnya meninggal dunia sejak Tiopan masih berumur 10 tahun.

"Saya menganggur sudah satu tahun setengah. Setelah 4 kali diajukan pemindahan tugas oleh pihak perusahaan dan yang terakhir, saya dikasih pilihan resign atau pindah.

Saya akhirnya memutuskan untuk resign dan merawat ibu yang sedang sakit," ucapnya kepada TribunBatam.id, Minggu (27/12/2020).

Enam saudara Tiopan kini bekerja di Batam. Adik bungsunya yang masih sekolah, terpaksa ia antar ke Batam demi melanjutkan sekolah.

Soal biaya sekolah adiknya itu, ia dibantu oleh saudaranya yang lain.

Razia protokol kesehatan di kawasan MTQ Coastal Area, Karimun, Sabtu (26/12). (TribunBatam.id/Istimewa)

Keadaaan pas-pasan Tiopan, memaksanya untuk tetap bertahan hidup.

Tak jarang, ia harus menunggu pemberian tetangga hanya untuk mengisi perut.

Ini belum lagi kredit sepeda motor yang kadung ia sudah ambil ketika masih bekerja dulu.

Uang Rp 1,2 juta setidaknya wajib tersedia untuk membayar kredit sepeda motor setiap bulannya.

Hasil kerja serabutan, tak cukup membayar kredit sepeda motor.

Tabungannya selama ia bekerja pun sudah terkuras.

Ia mengaku bahwa selama menganggur ia sudah mencoba melamar pekerjaan di PT serta instansi terkait namun belum ada panggilan sama sekali.

Tiopan berharap agar ia lekas mendapatkan pekerjaan yang layak untuk bertahan hidup.

"Semoga ada perusahaan atau tempat kerja yang membutuhkan tenaga saya sekiranya saya siap untuk bekerja asalkan pekerjaan itu halal." ucapnya.

Ia hanya termenung ketika ditanya makna dan perayaan Natal tahun ini.

Gereja Khatolik Hati Kudus Yesus di Jalan Sei Bati Pamak, Kecamatan Tebing, Karimun (tribunbatam.id/Yeni Hartati)

Tiopan tetap beribadah di gereja layaknya orang yang merayakan pada umumnya.

Bedanya, tak ada kue dan pohon Natal yang menghiasi rumah kenangan kedua orang tuanya itu.

Saudaranya yang berada di Batam, tidak bisa pergi ke Karimun karena pandemi Covid-19.

Ia sedikit beruntung, ada tetangga samping rumahnya yang membelikan ia cat sebagai kado natal.

Rumah kenangan orang tuanya pun, terlihat sedikit berwarna.

"Untuk merayakan Natal pada tahun ini ya beginilah, seadanya saja.

Jangankan untuk merayakan, untuk makan saja kadang kesusahan.

Saya hanya berdoa saja kepada tuhan semoga ia memberikan belas kasihannya kepada saya," ujarnya.
(TribunBatam.id/Yeni Hartati)

Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Terkini