TRIBUNBATAM.id - Pelantikan Joe Biden menjadi Presiden Amerika Serikat dinilai membawa angin postif bagi ekonomi di Indonesia.
Pelantikan Joe Biden menjadi Presiden Amerika Serikat berlangsung Selasa (20/1/2021) pagi atau Rabu malam waktu Indonesia.
Joe Biden mengalahkan Donald Trump pada pemilihan Presiden AS.
Setelah dilantik, Joe Biden langsung dihadapkan persoalan serius yakni membangkitkan ekonomi.
Sebab pandemi Covid-19 juga menggerus perekonomian Amerika Serikat.
Joe Biden mengungkapkan pemerintahannya akan menyiapkan dana pemulihan ekonomi mencapai US$ 1,9 triliun.
Dana ini akan diberikan sebagai bantuan sosial kepada masyarakat AS sampai pendanaan ekstra terkait distribusi vaksin corona.
Baca juga: Prediksi Saham 2021, IHSG Hari Ini Melemah, Investor Tungu Pelantikan Joe Biden
Sejumlah stimulus akan diberikan, misalnya dalam bentuk US$ 1.400 bansos tunai per penerima, peningkatan upah minimum menjadi US$ 15 per jam.
Kemudian senilai US$ 400 miliar unuk melawan pandemi secara langsung, termasuk akselerasi produksi vaksin.
Serta US$ 350 miliar bantuan buat menutup defisit anggaran federal.
Departemen Ketenagakerjaan AS, melaporkan ada sekitar 1,15 juta warga AS yang kehilangan pekerjaan pada minggu pertama 2021.
“Ini benar-benar mengkhawatirkan, dan menganggu ekonomi kita, dan kesehatan negara ini sedang dipertaruhkan,” ujar Biden seperti dikutip New York Times, Selasa (19/1).
Kucuran dana yang disiapkan BIden pun tercatat jauh lebih tinggi daripada yang dilakukan Barack Obama saat menghadapi krisis keuangan tahun 2008.
Biden akan mengucurkan bantuan tunai senilai US$ 2 triliun mulai Maret 2021, dan program bantuan US$ 900 miliar pada Desember 2021. Sementara, Obama di tahun 2008 menggelontorkan dana US$ 800 miliar.
Namun besarnya angka yang disediakan permerintah Biden bukan tanpa risiko, apalagi dana sepenuhnya akan berasal dari utang.