TRIBUNBATAM.id - Meletus Lagi, Inilah sejarah dan asal usul Gunung Merapi, termuda tapi paling aktif.
Gunung Merapi meletus lagi, Rabu (27/1/2021).
Letusan yang terjadi pukul 13.45 WIB ini mengejutkan masyarakat sekitar.
Sebelumnya, rentetan luncuran awan panas telah terjadi sejak Selasa (26/1/2021).
Dalam video yang beredar, tampak bubungan awan panas dan abu vulkanik terlihat sangat pekat.
Awan panas itu tampak sangat dekat dengan pemukiman warga di Cangkringan, Sleman, DIY.
Sebelumnya, aktivitas vulkanik Merapi Selasa (26/1/2021) hingga Rabu 927/1/2021) pagi memang terpantau sangat tinggi.
Frekuensi guguran dan luncuran awan panas (awan piroklastika) tercatat meningkat cukup tajam dibanding hari-hari sebelumnya.
Arah guguran dan luncuran tetap ke barat daya, ke hulu Kali Krasak dan Boyong.
Gunung ini memang masih aktif dan sewaktu-waktu bisa memuntahkan isinya.
Lantas, tahukah Anda asal-usul dan sejarah gunung Merapi?
Baca juga: Gunung Merapi Meletus, Warga Waswas Saksikan Letusan Besar dan Awan Panas
Baca juga: Gunung Merapi Meletus, Mengenang Mbah Maridjan Juru Kunci Meninggal Posisi Bersujud
Sejarah dan asal-usul gunung Merapi
Gunung Merapi adalah gunung yang terletak di tengah pulau Jawa dan salah satu gunung api teraktif di Indonesia.
Gunung Merapi terletak di antara Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Sejak tahun 2004, kawasan puncak Gunung Merapi menjadi taman nasional.
Nama "Merapi" berasal dari penyingkatan "meru" (gunung) dan "api", sehingga nama "merapi" sebenarnya sudah berarti "gunung api".
Gunung ini adalah gunung termuda dalam rangkaian gunung berapi yang mengarah ke selatan dari Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, dan Gunung Merapi.
Merapi terbentuk karena aktivitas di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke bawah Lempeng Eurasia sehingga menyebabkan munculnya aktivitas vulkanik di sepanjang bagian tengah Pulau Jawa.
Puncak yang sekarang ini tidak ditumbuhi vegetasi karena aktivitas vulkanik yang tinggi.
Puncak ini tumbuh di sisi barat daya puncak Batulawang yang lebih tua.
Berdasarkan hasil penelitian stratigrafi menunjukkan sejarah terbentuknya Merapi sangat kompleks.
Wirakusumah (1989) membagi Geologi Merapi menjadi dua kelompok besar yaitu Merapi Muda dan Merapi Tua.
Penelitian selanjutnya (Berthomier, 1990; Newhall & Bronto, 1995; Newhall et.al, 2000) menemukan unit-unit stratigrafi di Merapi yang semakin detil.
Baca juga: Kenali 6 Objek Wisata Yogyakarta Dekat Gunung Merapi yang Masih Dibuka Pengelola
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, 9 Kecamatan di Probolinggo Diguyur Hujan Abu
Menurut Berthommier (1990), berdasarkan studi stratigrafi, sejarah Merapi dapat dibagi atas empat bagian.
PraMerapi (+400.000 tahun lalu)
Disebut sebagai Gunung Bibi dengan magma andesit-basaltik berumur ± 700.000 tahun terletak di lereng timur Merapi termasuk Kabupaten Boyolali.
Batuan Gunung Bibi bersifat andesit-basaltik namun tidak mengandung orthopyroxen.
Puncak Bibi mempunyai ketinggian sekitar 2050 m di atas muka laut dengan jarak datar antara puncak Bibi dan puncak Merapi sekarang sekitar 2.5 km.
Karena umurnya yang sangat tua, Gunung Bibi mengalami alterasi yang kuat sehingga contoh batuan segar sulit ditemukan.
Merapi Tua (60.000 - 8000 tahun lalu)
Pada masa ini mulai lahir yang dikenal sebagai Gunung Merapi yang merupakan fase awal dari pembentukannya dengan kerucut belum sempurna.
Ekstrusi awalnya berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan Plawangan berumur sekitar 40.000 tahun.
Produk aktivitasnya terdiri dari batuan dengan komposisi andesit basaltic dari awan panas, breksiasi lava dan lahar.
Merapi Pertengahan (8000-2000 tahun lalu)
Terjadi beberapa lelehan lava andesitik yang menyusun bukit Batulawang dan Gajahmungkur, yang saat ini nampak di lereng utara Merapi.
Batuannya terdiri dari aliran lava, breksiasi lava, dan awan panas.
Aktivitas Merapi dicirikan dengan letusan efusif (lelehan) dan eksplosif.
Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif dengan "de¬bris-avalanche" ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal-kuda dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng barat.
Pada periode ini terbentuk kawah Pasarbubar.
Merapi Baru (2000 tahun lalu - sekarang)
Dalam kawah Pasarbubar terbentuk kerucut puncak Merapi yang saat ini disebut sebagai Gunung Anyar dan menjadi pusat aktivitas Merapi.
Batuan dasar dari Merapi diperkirakan berumur Merapi Tua.
Sedangkan Merapi yang sekarang ini berumur sekitar 2000 tahun.
Letusan besar dari Merapi terjadi di masa lalu yang dalam sebaran materialnya telah menutupi Candi Sambisari yang terletak ± 23 km selatan dari Merapi.
Studi stratigrafi yang dilakukan oleh Andreastuti (1999) telah menunjukkan bahwa beberapa letusan besar, dengan indek letusan (VEI) sekitar 4, tipe Plinian, telah terjadi di masa lalu.
Letusan besar terakhir dengan sebaran yang cukup luas menghasilkan Selokopo tephra yang terjadi sekitar sekitar 500 tahun yang lalu.
Erupsi eksplosif yang lebih kecil teramati diperkirakan 250 tahun lalu yang menghasilkan Pasarbubar tephra.
Hingga kini, Gunung Merapi masih sangat aktif dan bisa memuntahkan isinya sewaktu-waktu.
Bila aktivitas vulkaniknya relatif tenang, gunung ini juga banyak didatangi para pendaki.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki dengan judul 'Gunung Merapi'.
Baca berita terbaru lainnya di Google!