IMLEK 2021

IMLEK 2021 di Kepri dan Ikan Dingkis, si 'Emas Hidup' yang Dipercaya Bawa Hoki

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

IMLEK 2021 di Kepri dan Ikan Dingkis, si 'Emas Hidup' yang Dipercaya Bawa Hoki. Foto Ikan Dingkis atau Ikan Imlek saat telah dimasak oleh salah seorang nelayan di Pulau Setokok, Kota Batam, Provinsi Kepri, Sabtu (13/2).

BATAM, TRIBUNBATAM.id – Tahun Baru Imlek 2021 di Provinsi Kepri punya ceritanya sendiri.

Meski warga yang merayakannya harus rela dengan serba terbatas akibat pandemi Covid-19,

namun tak membuat warga meninggalkan tradisi yang diperingati setiap tahunnya ini.

Salah satu yang menarik saat Imlek 2021 adalah Ikan Dingkis.

Ikan dengan nama Latin Siganus Canaliculatus ini bukan ikan sembarangan bagi warga etnis Tionghoa.

Bagi sebagian warga etnis Tionghoa, ikan ini dianggap sebagai simbol keberuntungan dan keabadian.

Seorang nelayan Pulau Setokok, Kota Batam, Zainal saat menunjukkan Ikan Dingkis hasil tangkapannya, Sabtu (13/2) malam. (TribunBatam.id/Ichwan Nur Fadillah)

Hal ini pula yang membawa berkah bagi sejumlah nelayan di Batam, khususnya di Pulau Setokok.

Harga Ikan Dingkis jelang Tahun Baru Imlek 2021 bisa meroket hingga Rp 500 ribu per kilogramnya.

"Kalau hari biasa tak mahal sangat, paling Rp 50 ribu," ucap seorang nelayan Pulau Setokok, Awang kepada TribunBatam.id, Sabtu (14/2) malam.

Perburuan ikan dingkis, menurutnya telah dilakukan sejumlah nelayan sejak tujuh tahun terakhir.

Alih-alih membawa hasil, kebanyakan nelayan justru mengeluh.

Bahkan, kata dia, beberapa nelayan rela untuk pergi melaut hingga larut malam hanya untuk mendapatkan ikan ini.

Beberapa cara pun dilakukan agar si 'emas hidup' ini bisa ditangkap.

“Entah ya, agak susah sekarang. Kalau sekarang ini biasa disebut arus pergi.

Baca juga: Begini Suasana IMLEK 2021 di Lingga, Masyarakat Tionghoa Berharap Pandemi Cepat Berlalu

Baca juga: Berburu Ikan Dingkis saat Imlek, Nelayan Belakangpadang Batam Ini Pernah Dapat Rp 300 Juta Sehari

Pengepul Ikan Dingkis, pak Win mengangkat ember timbangan berisi ikan Dingkis di perairan pulau Serapan Belakang Padang (TRIBUNBATAM.id/BERES LUMBANTOBING)

Jadi wajar saja susah ditangkap. Lagi pula cuaca lagi tak bagus.

Tunggu arus balik, banyak ikan itu di laut,” jelas dia dengan logat Melayu yang khas.

Awang menjelaskan, arus balik Ikan Dingkis sendiri diprakirakan akan terjadi pada akhir bulan Februari 2021, atau dua minggu setelah perayaan Imlek dilakukan.

Menurut kepercayaan nelayan di sana, arus balik ini akan membawa ikan-ikan itu kembali ke perairan sekitar Batam.

“Kalau arus pergi ini, ikan itu katanya pergi ke China. Itu yang dibilang orang tua kami dulu,” jelasnya.

Baginya, Ikan Dingkis dipercaya tak hidup di sembarang perairan.

Oleh sebab itu, para nelayan telah menyiapkan kelong atau keramba untuk menjebaknya.

“Tak ada ritual khusus. Paling hanya doa saja biar selamat di laut,” kata dia lagi.

Awang mengaku mendapat Ikan Dingkis pada Imlek 2021.

Pedagang menjual ikan Dingkis di Pasar Jodoh Batam (TRIBUNBATAM.id/ROMA)

Tapi jumlahnya tak banyak, Ikan Dingkis yang didapatnya hanya ia konsumsi untuk pemilik kelong tempat biasa dia bekerja.

“Kalau Imlek 2021 tiba, ikan dingkis itu bertelur. Kalau sudah dimasak, telurnya itu enak dimakan,” timpal nelayan lain bernama Zainal.

Dari informasi yang dihimpun TribunBatam.id, mahalnya harga Ikan Dingkis tidak dapat dipisahkan dari tradisi warga Tionghoa di Kepulauan Riau.

Di mana, sajian berbagai makanan dengan bahan ikan dingkis harus tersaji di meja makan saat Imlek tiba.

Jika tidak, mereka percaya akan mendapat sial sepanjang tahun.

Terlepas dari mitos dan legenda Imlek 2021 di Batam, Kepulauan Riau, perburuan ikan dingkis menjadi fenomena unik yang patut diabadikan dalam cerita.(TribunBatam.id/Ichwan Nur Fadillah)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Terkini