Memiliki seorang istri yang jago memasak, teman-teman sejawat Edward pun menyarankan dirinya untuk berjualan sarapan lontong.
Ternyata, respon warga sekitar sangat baik dan antusias.
Edward pun diminta untuk menjual lebih banyak varian masakan.
Alhasil, dirinya pun mulai menjajakan aneka masakan khas kampungnya, dari Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatera Barat.
Pengunjung dapat memilih beragam aneka masakan khas yang bercita rasa lezat di warung ini, seperti rendang daging, soto, ikan tauco, ikan sambal, jengkol dan masih banyak lagi. Berbagai aneka makanan berat ini dijual dengan harga terjangkau, sekitar Rp 13 ribu.
Kini, lapak dagangan Edward, yang dinamainya "Ampera Bagasi Mamak", dapat dikunjungi di pinggir jalan kawasan Green Land, Batam Center.
Mobil perak Nissan Cedric tua yang disulap menjadi tempat berdagang, menjadi ikon paling unik yang menghiasi warung milik Edward.
"Beberapa pelanggan saya bilang tempat ini cukup nyaman, karena lokasinya terbuka dan di bawah pohon rindang, jadi sejuk," ujar Edward.
Selama tujuh tahun menjalani usahanya, Edward bersyukur telah dapat menghidupi seluruh keluarganya yang dikaruniai oleh enam anak.
Bahkan kini dua orang anaknya telah berumahtangga, dan lainnya telah berhasil mengenyam pendidikan di bangku sekolah.
Hanya saja, kesulitan yang dialami Edward dalam menjalankan usahanya selama ini terkait cuaca.
Pasalnya, lokasi warung Ampera Bagasi Mamak miliknya berada di tempat terbuka.
Sehingga, jika hujan lebat, warung Edward kerap menjadi bulan-bulanan banjir.
Meski sudah dipasangi tenda dan meja-meja makan yang nyaman, namun, ke depannya, Edward berharap ia mampu menyewa ruko untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar lagi. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)
*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google