Ia lalu berlari ke lobi wisma untuk meminta pertolongan.
"Dia bilang ke saya, kak saya ditikam sama cewek di atas'," kata petugas wisma, Roni (28).
Kedatangan korban yang menderita luka tusuk dan bersimbah darah itu membuat Roni panik.
Roni lantas keluar dari Wisma meminta tolong. Tapi kondisi korban semakin memburuk.
"Cowok (korban) bangun lagi setelah jatuh di lobi, dia coba jalan tapi jatuh lagi. Karena dia mungkin takut juga, dia bangun lagi, terus dia jatuh terakhirnya," kata Roni.
Ari Pratama kata Roni, dalam kondisi bersimbah darah, coba berdiri lalu berjalan. Namun, tumbang lagi.
Roni pun mengaku panik.
Ia (Ari Pratama) pun, terkapar di depan wisma dan dinyatakan meninggal dunia.
Kondisi itu, lanjut Roni, membuat dirinya mulai panik.
"Cowoknya (Ari) sempat bangun lagi setelah jatuh di lobi, dia coba jalan tapi jatuh lagi. Mungkin takut juga, dia bangun lagi, terus dia jatuh lagi terakhirnya," ujarnya.
Ternyata motif penikaman yang dilakukan Aisyah Alfika adalah sakit hati lantaran hamil dan hendak ditinggal Ari Pratama.
Pengakuan itu diungkapkan Aisyah Alfika saat diinterogasi polisi di Posko Resmob Polsek Panakukkang, Makassar.
Aisyah Alfika mengaku sengaja membawa pisau dari rumahnya di Komplek BTP Makassar.
Pisau dapur itu sengaja ia bawa untuk melampiaskan kekesalannya terhadap Ari Pratama.
"Sakit hatika karena mauka natinggalkan setelah tahu bilang hamilka," kata Aisyah Alfika.