TRIBUNBATAM.id - Sejak kasus Covid-19 muncul pertama kali di Wuhan, China, sebagian besar negara di seluruh dunia menganjurkan segala aktivitas dilakukan dari rumah.
Masyarakat hanya membutuhkan ponsel atau komputer saja untuk melaksanakan pembelajaran dan menyelesaikan pekerjaan mereka.
Dilansir TribunPalu.com dari artikel BBC yang berjudul "The Reason Zoom Calls Drain Your Energy", disebutkan jika masyarakat melakukan panggilan video lebih banyak daripada sebelum adanya pandemi Covid-19.
Dampak Bagi Kesehatan Mental
Mengutip laman Kompas.com, seorang profesor yang berasal dari Insead Perancis, Gianpiero Petriglieri dan profesor dari Clemson University, Marssia Shuffler mengemukakan hasil analisanya.
Mereka mengatakan jika penyebab kelelahan saat melakukan pertemuan video berbasis video call adalah kefokusan seseorang saat melakukan obrolan via online.
Maka seseorang memerlukan tenaga ekstra untuk memproses pesan-pesan non-verbal seperti ekspresi wajah, gestur, nada bicara dan intonasi suara.
Petriglieri mengatakan jika pikiran orang akan bersatu, namun pada kenyataannya tidak seperti itu.
Justru ia malah mengatakan terdapat pertentangan dalam perasaan manusia saat mengikuti kegiatan belajar ataupun bekerja via online.
"Pikiran kita bersatu, namun ketika tubuh kita merasa, sebetulnya tidak. Disonansi itu yang menyebabkan orang memiliki perasaan yang saling bertentangan, dan melelahkan. Anda tidak bisa santai dalam percakapan secara alami," ujarnya.
Ternyata dalam analisis tersebut, keheningan yang dirasakan seseorang saat melakukan video call ini menjadi alasan mata lelah berikutnya.
Tak hanya itu, saat video call, perasaan cemas juga akan menghantui seseorang terkait dengan teknologi yang dimilikinya.
Dalam studi penelitian yang dilakukan oleh seorang akademisi Jerman menunjukkan, jika penundaan telepon atau konferensi akan membentuk pandangan seseorang terkait omongan negatif orang lain.
Sementara itu Shuffler mengatakan, faktor tambahan yang membuat video call menguras energi karena seseorang secara fisik berada di depan kamera, namun ia merasa sedang diawasi.
Hal inilah yang menyebabkan tekanan psikis dan penilaian sosial, misalnya akan mempengaruhi penampilan seseorang di depan umum.
Berdasarkan pemaparan Shuffler, beberapa orang akan mengalami ketegangan psikologi bahkan menimbulkan stres.
Selain menguras fikiran dan psikis manusia, ternyata menatap layar pnsel atau komputer secara berlebihan bisa menyebabkan kerusakan mata.
Dilansir dari laman Forbes dengan artikelnya yang berjudul "The 20-20-20 Rule Offsets Screen Fatigue And Improves Job Productivity", disebutkan terdapat gangguan mata Computer Vision Syndrome (CVS).
Ini merupakan kondisi kesehatan mata seseorang yang mengalami satu atau lebih gejala kerusakan akibat bekerja terlalu lama melalui layar komputer.
Tak hanya sakit mata, CVS juga menimbulkan rasa sakit bagian kepala, ketegangan penglihatan, mata berair, mata merah dan kaburnya pandangan.
Dalam artikel itu disebutkan jika seorang anak yang menggunakan komputer lebih dari 2 jam per hari, maka gejala CVS akan jauh lebih rentan.
Untuk mengatasinya CVS, maka penggunaan filter radiasi pada layar sangat dianjurkan.
Bahkan sebuah penelitian yang dilakukan untuk menguji sindrom ini, 90 persen mahasiswa di Malaysia mengalami gejala serupa.
Untuk mengatasinya, maka harus melakukan aturan 20-20-20.
Ahli Optometri asal London, Nadeem Rob mengatakan jika aturan ini bisa mencegah 'screen fatigue', yaitu gangguan kelelahan pada mata akitab terlalu lama menatap layar.
Aturan ini menganjurkan setiap 20 menit menatap layar, maka harus beristirahat selama 20 detik dengan melihat objek berjarak 20 kaki atau sekitar 6 meter.
Dikutip dari Kompas.com, berikut adalah kiat-kiat untuk melakukan aturan 20-20-20:
- Konsultasikan mata secara rutin untuk memperbarui kondisi kesehatan mata Anda
- Gunakan cairan tetes mata untuk mengurangi beberapa efek CVS
- Pastikan teks komputer Anda cukup besar sehingga Anda tidak perlu menyipitkan mata untuk mencegah ketegangan mata
- Atur kecerahan pada layar, yang membuat Anda cukup nyaman untuk membaca teks
- Cegah kilap monitor dari lampu di atas kepala atau jendela terdekat dengan filter layar anti-silau untuk melindungi mata Anda
- Ingatlah untuk sering berkedip untuk mencegah mata kering dan mendorong produksi air mata