"Walaupun saya tahu narkoba tidak boleh, tapi saya fokus kepada orang tua saya supaya sembuh." pungkas Toni.
Toni mengaku sangat menyesali perbuatannya, terlebih sang ibu menjadi sangat kecewa dibuatnya.
"Penyesalan itu sangat besar, pak. Apalagi setelah saya ditangkap orang tua merasa terpukul." ujar Toni.
Ia pun lantas mengungkap alasan kedua, yang tidak lain adalah karena lingkungan pergaulan.
"Alasan kedua, masalah lingkungan. Karena kalau di Aceh narkoba banyak, ganja ditanam seperti rumput, di sana pergaulan dalam memakai narkoba itu jarang diketahui masyarakat.
Setelah saya ke Medan, ternyata di sini sudah tidak tabu lagi. Lingkungan itu jadi faktor terbesar saya terjun jadi seperti ini," terang Toni.
Toni lalu menuturkan alasan ketiganya, yakni lantaran tak dekat dengan Tuhan.
"Alasan ketiganya, waktu kejadian itu saya sangat jauh dari Tuhan. Saya terlalu fokus mengejar dunia saja, sehingga setan mudah menjerumuskan saya seperti sekarang ini," ujar mantan tentara itu.
Kini, Toni pun berpesan agar masyarakat terlebih siapa pun untuk menjauhi narkoba karena berdampak buruk.
"Jangan sekali-kali mengenal narkoba. Apapun jenisnya. Mau dijanjikan dengan uang banyak, hindari sekecil mungkin.
Jadinya nanti seperti saya, penyesalan datang di belakangan. Kita dijauhi keluarga, teman-teman, stigmanya jelek di luar. Sekali lagi saya ingatkan jangan coba-coba," pungkasnya.
(Grid.id/Novita)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google