TRIBUNBATAM.id, BATAM - “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;
sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.” Mazmur 1:1-6
A. Ujian Integritas Sedang Datang
Pesan Tuhan yang menjadi tema tahun 2021 menegaskan bahwa tahun ini adalah ‘Tahun Integritas’. Secara profetik, ini berarti bahwa kunci kemenangan di tahun ini terletak dari dapat atau tidaknya seseorang memberi respon yang sesuai dengan integritas Kristiani dalam tiap aspek kehidupannya.
Setiap orang Kristen diharapkan mampu berintegritas di keluarga, di pekerjaan, di sekolah, di gereja dan dimana saja, bahkan saat tidak ada orang lain sekalipun.
Baca juga: Renungan Kristen, Pilihlah Tuhan dan Bukan Mamon Agar Engkau Memiliki Keselamatan dan Hidup Kekal
Integritas adalah hasil pembentukan dan tidak otomatis bisa dimiliki seseorang. Pembentukan Integritas membutuhkan ujian, membutuhkan proses dan membutuhkan waktu. Dalam keadaan normal, bisa saja seseorang terlihat memiliki kualitas kepribadian yang baik. Namun ujianlah yang akan membuktikan misalnya;
Apakah seseorang itu berjalan di jalan orang fasik? Apakah seseorang yang diuji itu berdiri di jalan orang berdosa? Apakah seseorang itu termasuk yang duduk diantara pencemooh?
Apakah seseorang yang terlihat baik akan tetap baik saat dalam tekanan? Apakah seseorang yang loyal akan tetap loyal dalam keadaan kekurangan? Apakah seseorang jadi berkompromi dengan dunia saat sakit atau saat gagal atau saat miskin mendadak?
Integritas akan menunjukkan kualitas pribadi yang teruji dari seseorang.
Berapa lama proses pembentukan integritas ini diperlukan? Kalau tema ini dijadikan tema khotbah 1 bulan, maka fokus pembentukan karakternya hanya 30 hari. Tetapi karena ini menjadi tema tahunan, maka proses pembentukan waktunya diperlukan 365 hari.
Dengan ujian atau proses selama itu, pembentukkan Integritas membutuhkan energi tambahan dalam menjalaninya. Seseorang yang sedang dibentuk Integritasnya memerlukan asupan kekuatan spiritual, kekuatan kejiwaan dan kekuatan fisik. Asupan diperlukan diawal proses, di tengah ujian hingga akhirnya menang untuk berbuah. Kita harus memiliki respon yang benar ataupun untuk kuat menanti hingga janji Tuhan digenapi.
B. Perhatikan Akar Kita
Pemazmur menggambarkan hidup seorang yang benar, seperti orang yang memiliki kualitas teruji sebagaimana digambarkan dalam Mazmur 1:1.
Seorang yang benar dijelaskan pemazmur sebagai seorang yang tidak tergoda untuk berkompromi dengan nilai kefasikan, dengan dosa; bahkan kumpulan cemooh. Artinya, orang benar adalah orang yang berintegritas. Apakah resepnya untuk memiliki kualitas integritas seperti itu?
Diayat 2, Pemazmur menjelaskan alasan seseorang memiliki kualitas itu. Orang itu dikatakan memiliki kesukaan akan firman Tuhan dan merenungkan itu siang dan malam.
Kata ‘Kesukaan’ berasal dari kata Ibrani ‘Chephets’ (Konkordansi Strong: gembira, kesukaan, merindukan, didalamnya menemukan kesukaan, memandang berharga). Orang itu menemukan kesukaan ketika bertemu dengan firman Tuhan. Seolah ada kepuasan dan kegembiraan ketika membacanya atau memegangnya. Kondisi ini hanya mungkin dimiliki oleh seorang yang sudah menjadikan firman Tuhan kebutuhannya tiap hari yang berharga.
Sementara kata ‘merenungkan’ berasal dari kata Ibrani ‘Hagah’ (Konkordansi Strong: menggumamkan, merenungkan, memperkatakan, mengerang, membayangkan). Isi firman yang dibaca tidak berhenti di hati saja, tetapi digumamkan, diucapkan atau bahkan diteriakkan demi perenungan.
Baca juga: Renungan Kristen, Roh Kudus Mampu Insafkan Orang-orang akan Dosanya dan Berbalik kepada Tuhan
Peristiwa dalam pembacaan dibayangkan situasinya demi memperoleh pemahaman. Orang benar merenungkannya selama siang dan malam. Hal ini menggambarkan usaha seseorang untuk memahami sesuatu, dengan tekad dan kesungguhan. Hanya mereka yang bersungguh hati mencari Tuhan dan kehendak Tuhan yang akan melakukannya.