TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) merupakan kegiatan tahunan yang menjadi agenda Dinas Pendidikan dan calon peserta didik baru serta orang tua.
Saat ini Dinas Penddikan (Disdik) Kepri sudah mulai melakukan pendataan dan persiapan sebelum pengumuman PPDB disampaikan kepada masyarakat, khususnya untuk jenjang SMA/SMK dan SLB.
"Saya atas nama Kepala Dinas Pendidikan, optimis PPDB Tahun 2021 ini dapat terlaksana secara baik. Apa pun masalah dan persoalan yang timbul itu tentu ada solusi," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kepri, Muhammad Dali dalam News Webilog Tribun Batam edisi 3 Mei 2021.
Tak lupa, ia meminta kepada seluruh calon peserta didik untuk mengikuti aturan yang telah dibuat.
"Kita harapkan janganlah berusaha memprovokasikan keadaan dengan memaksakan kehendak dan mengadu ke pihak-pihak tertentu," ujarnya.
Baca juga: PPDB 2021 - SMAN 1 Tanjungpinang Buka Kuota 360 Siswa
Dali mengatakan, Disdik Kepri sangat menaruh harapan besar kepada semua pihak khususnya kepada Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) di setiap wilayah yang ada di Kepri untuk membantu menjadi perpanjangan tangan kebijakan yang bersifat teknis ataupun non teknis terkait PPDB.
"PPDB ini akan menjadi bukti nyata bahwa MKKS ini memiliki peran yang penting dalam melihat pemerataan akses untuk pendidikan dikaitkan dengan jalur-jalur yang disiapkan pemerintah," ujarnya.
Karena itu, ia mengajak kepada semua pihak untuk membantu mempublikasikannya.
"Yakinlah sistem yang dilakukan oleh pemerintah itu bertujuan baik," jelasnya.
Dali melanjutkan, persoalan dunia pendidikan begitu kompleks terkususnya menjelang PPDB.
"Persoalan pendidikan di Batam itu lebih rumit kalau dibandingkan dengan wilayah lain. Lain halnya di Tanjungpinang justru unik. Karena apa, karena terlalu banyak orang yang mau mengatur, Disdik mau diatur, sekolah mau diatur," ungkapnya.
"Padahal kalau ikut berdasarkan data PPDB kita yang sudah berjalan 3 tahun ini, PPDB itu tahun pertama kekurangan siswa, hanya 104 siswa. Tahun kedua kepemimpinan saya di Disdik kekurangan 108 dan kemarin tahun ketiga 128 siswa. Itulah yang disebut aksesnya tidak merata. Karena pendidikan kita ini kan potretnya masa lalu dimasukkan sistem masa kini," ungkap Dali.
Untuk menyesuaikan persoalan itu, lanjut Dali, sedikit berat. Diterangkan olehnya bahwa di Tanjungpinang SMA Negeri 1 dengan SMA Negeri 3 berada pada satu wilayah yang dekat, SMA Negeri 4 dengan SMA Negeri 2 juga satu wilayah yang berdekatan kemudian SMA Negeri 5 dengan SMA Negeri 1 juga sama.
"Bahkan kebijakan yang kita buat all raund zonasi jadi tujuannya ingin mengajak agar anak-anak ini sadar posisinya itu sebenarnya lebih dekat dengan sekolah yang ada di wilayahnya tinggal," katanya.
"Tetapi karena dia tidak bertahan dan tidak komitmen terjadilah lapor tokoh sana lapor tokoh sini akhirnya dia mendapat hiburan untuk bertahan. Ini yang saya sebut tokoh provokator yang tidak mendukung kebijakan pemerintah," ungkap Dali.