BATAM TERKINI

Lapas Perempuan Batam Banyak Dihuni Kasus Narkoba, Erry Syahrial: Faktor Gaya Hidup

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Perlindungan Anak Kepri, Erry Syahrial mengungkap faktor banyaknya narapidana perempuan terjerat kasus narkoba di Batam.

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Banyaknya perempuan yang menjadi narapidana kasus narkoba di Batam jadi fakta mencengangkan.

Hampir 80 persen warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Batam diisi oleh narapidana narkoba.

Saat ini diketahui, Lapas Perempuan Batam sendiri diisi oleh 234 warga binaan.

Dengan rincian, 231 orang berada di dalam dan 3 lainnya berada di luar atau sedang mendapat program asimilasi.

Terlepas dari fakta persidangan, kebanyakan dari narapidana mengaku hanya korban dari kejamnya transaksi narkoba di Kota Batam, Provinsi Kepri.

Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Perlindungan Anak Kepri, Erry Syahrial mengungkap sejumlah faktor yang melatarbelakangi banyaknya perempuan terjerat kasus narkoba.

BNNP Kepri Ungkap Kasus Narkoba, Sita 20.192 Kg Sabu, Ringkus 6 Tersangka. Foto ungkap kasus BNPP Kepri, Selasa (4/5/2021). (TribunBatam.id)

Apalagi baru-baru ini, Erry sempat mengunjungi Lapas Perempuan Batam dan menemui tiga narapidana di sana.

Faktor pertama adalah gaya hidup. Dimana, masih banyak narapidana mengaku jika kebiasaan di dunia malam membuat begitu mudahnya pengaruh barang haram ini mereka dapatkan.

Selanjutnya adalah faktor himpitan ekonomi.

Walau terkesan klasik, Erry meyakini jika faktor ekonomi memang masih rentan berkaitan erat dengan keterlibatan perempuan dalam peredaran narkoba di Batam.

"Faktanya, masih banyak perempuan terlibat kasus peredaran narkoba saat ini.

Kondisi ini tentu sangat miris dan harus diperhatikan betul oleh pihak terkait," tegas Erry saat dihubungi TribunBatam.id, Kamis (8/7/2021).

Erry Syahrial bahkan mengaku ada yang tidak memakai serta tidak paham akan bisnisnya yang merupakan barang-barang kargo dari luar negeri.

Setelah terjerat kasus, mereka baru tahu jika itu masuk transaksi narkoba.

Tapi paling disorot olehnya adalah faktor gaya hidup.

Baca juga: Video Lawas Nia Ramadhani Mengaku Tak Tertarik Ditawari Narkoba Viral, Kini Ditangkap Polisi?

Baca juga: Gubernur Kepri Ajak Warga Perangi Narkoba Mulai dari Desa di Peringatan HANI 2021

Mengingat satu dan lain hal, gemerlap dunia malam di Batam seolah tak dapat dielakkan untuk menjamurnya peredaran narkoba.

"Seharusnya perempuan itu mendapat penyuluhan dan pemahaman tentang peredaran narkoba serta pelatihan kerja agar tak terjebak di dunia narkoba.

Kami sangat berharap pembinaan di lapas dapat maksimal sehingga tak terulang lagi kasus serupa," kata Erry.

Selain itu, keberhasilan rehabilitasi di lapas juga harus berhasil dan didukung oleh semua pihak.

Termasuk kepedulian dan dukungan dari pemerintah daerah.

Paling tidak, lanjut Erry, para narapidana bisa mendapat pekerjaan halal, legal, dan tidak berkaitan dengan hukum ketika mereka bebas nantinya.

"Kondisi ini memang pelik, tapi harus ada sosialisasi yang maksimal.

Ketua DPRD Povinsi Kepri, Jumaga Nadeak saat melakukan pertemuan bersama Wakil Ketua KPAI, Rita Pranawati, Erry Syahrial dan dua komisioner KPPAD Kota Batam di Gedung Graha Kepri, Jalan Raja Isa, Teluk Tering, Kecamatan Batam Kota, Kota Batam, Kepulauan Riau, Selasa (16/2/2021) pagi. (ISTIMEWA)

Dunia malam mungkin bisa disisir oleh instansi terkait agar penyuluhan lebih digencarkan.

Sebab, kami khawatir ini merambah ke anak-anak perempuan usia muda," ujarnya.

Program Pembinaan Lapas Perempuan Batam

Keahlian membatik rupanya tak hanya ditemukan di Pulau Jawa dan sejumlah kota besar di Indonesia saja.

Di Kota Batam, Provinsi Kepri, hal itu bisa dilihat setidaknya di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan atau LPP Batam.

Puluhan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Batam tengah asyik membatik ketika TribunBatam.id berkunjung, Jumat (2/7/2021) lalu.

Beberapa warga binaan bahkan tak segan melempar senyum.

Mereka tampak antusias mengikuti program pembinaan ini.

Walau jauh dari keluarga, mereka tampak tegar.

MEMBATIK - Kegiatan membatik warga binaan Lapas Perempuan Batam, Provinsi Kepri. (TribunBatam.id/Ichwan Nur Fadillah)

Senda gurau sesama narapidana lain seolah dapat mengobati rindu akan rumah dan keluarga di luar sana.

Membatik rupanya hanya satu dari sekian banyaknya program pembinaan untuk warga binaan di sini.

Kepala Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Batam, Ike Rahmawati mengatakan, kegiatan kerohanian dan program kemandirian bisa didapat warga binaan pada hari-hari tertentu.

Tujuannya cuma satu, sejumlah program tersebut diharapkan mampu menjadi bekal bermanfaat untuk mereka setelah bebas nanti.

Ike Rahmawati tak mengelak jika warga binaan di Lapas Perempuan Batam masih didominasi kasus narkoba.

Kebanyakan dari narapidana narkoba mengaku dijebak saat ditanya oleh petugas.

"Kami kan ada asesmen. Jadi mereka kami minta menceritakan alur kasus seperti apa.

Banyak yang mengaku dijebak. Tapi balik lagi ke fakta persidangan, ini di luar ranah kami," ungkapnya.

MEMBATIK - Kegiatan membatik warga binaan Lapas Perempuan Batam, Proivinsi Kepri. (TribunBatam.id/Ichwan Nur Fadillah)

Yang terpenting bagi Ike, pengayoman terhadap warga binaan akan terus dimaksimalkan.

Apalagi kasus narkoba begitu dominan dengan persentase sebesar 81 persen.

"Kalau paling banyak selanjutnya ya Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) ," jelasnya.

Di sisi lain, Ike mengatakan jika kasus seperti pencurian dan penggelapan juga masih ada.

Tapi jumlahnya tak terlalu banyak.

"Ada beberapa," pungkasnya.(TribunBatam.id/Ichwan Nur Fadillah)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Batam

Berita Terkini