Anambas Dikenal Penghasil Migas Tapi Bensin Kerap Langka, Mayoritas Masih Botolan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri mengantre untuk mendapat bensin di depan Tugu Buak, Kelurahan Tarempa, Kecamatan Siantan, Selasa (7/4/2020).

ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri dikenal sebagai salah satu daerah penghasil Migas.

Sejumlah perusahaan migas melakukan eksploitasi dengan memiliki pangkalan di Pulau Matak atau yang dikenal dengan Matak Base.

Sayangnya, warga di Laut Natuna Utara itu masih saja kesulitan untuk mencari Bahan Bakar Minyak atau BBM.

Jangan bayangkan cara membeli bensin seperti di daerah lain yang bahkan bukan ditetapkan sebagai daerah penghasil migas.

Seperti antrean di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU lengkap dengan petugasnya. 

Pengendara sepeda motor saat melintas di jalan Hang Tuah Kecamatan Siantan. Warga berharap, semoga bensin tak langka lagi. Foto ilustrasi. (Tribunbatam/Septyan Mulia Rohman)

Transaksi beli bensin di sana kebanyakan masih menggunakan sistem botolan.

Botol air minum bekas kemasan ukuran satu liter menjadi wadah untuk mengisi BBM jenis premium.

Harga yang dijual mencapai Rp 13 ribu.

Harganya mendadak melambung ketika sedang langka.

Kondisi bensin langka ini biasa terjadi saat akhir tahun dimana cuaca laut sedang tak kondusif untuk pelayaran. 

Warga setempat menyebutnya dengan musim utara.

Kejadian kapal tenggelam hingga hilang kontak kerap terdengar saat musim utara ini.

Tak hanya BBM untuk kebutuhan warga, sejumlah bahan pokok juga sukar dicari saat kondisi ini.

Seperti yang terjadi belum lama ini.

Botol di warung pengecer bensin yang biasa terlihat penuh bensin di Tarempa, Kecamatan Siantan banyak yang kosong.

Halaman
12

Berita Terkini