TRIBUNBATAM.id - Isu liar muncul di saat terjadinya kelangkaan minyak goreng di Indonesia.
Selepas dicabutnya Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh pemerintah, minyak goreng kembali melimpah.
Dugaan ada mafia yang menyelundupkan pasokan minyak goreng masyarakat ke industri dan ke luar negeri pun mengemuka.
Saat Rapat Kerja dengan DPR Komisi VI, Kamis (17/3/2022), menurut keterangan yang diperoleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, ada tiga kasus yang saat ini didalami, yakni minyak curah subsidi dilarikan ke industri menengah atas, minyak goreng curah subsidi di-repacking menjadi minyak goreng premium dan minyak goreng curah subsidi dilarikan ke luar negeri.
Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR tersebut juga membahas beberapa hal lain terkait kelangkaan minyak goreng.
Berlangsung sekitar 6 jam dari pukul 13:57 hingga pukul 20:29, berikut beberapa fakta yang dikumpulkan dari rapat tersebut, sebagaimana dikutip dari kompas.com:
Hasil Kebijakan DMO
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memaparkan hasil dari Domestic Market Obligation (DMO) pada 14 Februari-16 Maret 2022 dapat mengumpulkan 720.612 ton minyak sawit mentah.
Baca juga: Minyak Goreng Curah di Batam Langka Saat Harga Migor Kemasan Naik, Ini Langkah Pemko
Baca juga: Puluhan Ton Minyak Goreng Akhirnya Masuk Natuna, Jawab Keresahan Warga Terdepan Kepri
Kemudian minyak sawit tersebut berhasil disalurkan kepada rakyat sebanyak 551.069 ton atau 76,4 persen.
Hasil DMO tersebut merupakan 20,7 persen dari total rencana ekspor perusahaan sawit berupa minyak sawit mentah dan turunannya di periode yang sama, sebesar 3,50 ton.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), normalnya setiap orang Indonesia mengonsumsi 1 liter minyak goreng tiap bulan.
Kebutuhan konsumsi minyak goreng seluruh rakyat Indonesia sebesar 327.000 ton per bulan.
Jadi dengan DMO 551.069 ton minyak tersebut, tiap orang seharusnya mendapatkan sekitar 2 liter minyak goreng atau melebihi konsumsi per bulannya.
"Jadi secara teoritis (kebijakan DMO) ini sudah jalan," kata dia.
Kebijakan DMO dan Harga Eceran Tertinggi (HET) seharusnya mampu menekan harga minyak goreng di Indonesia.