HUMAN INTEREST

Kisah Guru Hinterland Batam di SD Pulau Bertam, Setia Mengabdi di Tengah Keterbatasan

Penulis: ronnye lodo laleng
Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret Sekolah Dasar (SD) 006 Lokal Jauh Pulau Bertam, Belakangpadang, Batam.

Sehingga anak-anak dari dua pulau tersebut tidak bisa berangkat ke sekolahnya.

Wakil Kepala Sekolah SD 006 Lokal Jauh Pulau Bertam, Belakangpadang, Batam, Norma (tribunbatam.id/Ronnye Lodo Laleng)


Adapun kendala lain, yakni saat air kering atau pun saat hujan lebat, banyak orang tua yang tidak mau mengantar anaknya ke sekolah.

Norma juga mengakui selama pandemi covid-19, Pemerintah Kota Batam sempat melarang belajar tatap muka di sekolah dan menggantinya dengan belajar online.

Di sinilah kendalanya. Lantaran siswa di sana tidak bisa belajar online karena tidak memiliki hp hingga jaringan yang tidak stabil.

"Ketika mereka hendak belajar, mereka harus datang ke sekolah untuk dikasih PR dan selanjutnya dikerjakan di rumah masing-masing," kata Norma.

Perempuan berhijab itu sendiri sudah mengajar di SD 006 Lokal Jauh Pulau Bertam sejak tahun 2001 lalu.

Selama ini, banyak suka dan duka yang ia lalui, termasuk minimnya sarana belajar-mengajar di sekolah tersebut.

Kendati demikian, ia mengaku tetap semangat mengajar di SD 006 Lokal Jauh Pulau Bertam, sejak pukul 07.00 hingga 13.00 WIB.

Tanggapan Disdik

Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Hendri Arulan membenarkan, jika saat ini masih banyak sekolah yang kekurangan guru dan kelas. Termasuk di SD 006 Lokal Jauh Pulau Bertam.

"Sekolah yang berada di daerah hinterland, permasalahannya adalah guru dan kelas. Dua hal ini tetap menjadi prioritas utama kami, sehingga anak-anak di pulau bisa belajar lebih baik," katanya.

Terkait ruang kelas sendiri, sudah masuk pembahasan Dinas Pendidikan.

Meski begitu pembangunan ruang kelas baru ini tidak bisa serta merta langsung dibangun, masih ada beberapa tahapan-tahapan yang harus dilalui.

"Semoga tahun depan kita bisa tambah kelas lagi, sehingga tak ada lagi satu ruangan diisi dua kelas," harapnya.

Pantauan TribunBatam.id, sekolah bercat putih itu hanya memiliki empat ruang kelas saja.

Di dalam ruangan terlihat ada dua papan tulis yang digunakan untuk belajar mengajar.

Halaman
123

Berita Terkini