LINGGA TERKINI

Dinkes Catat Kasus DBD di Lingga Terbanyak 2022 Ditangani Puskesmas Rejai, Total 12 Kasus

Penulis: Febriyuanda
Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret fogging yang dilakukan petugas kesehatan Puskesmas Dabo Lama, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga saat penanggulangan kasus DBD pada 2021 lalu

LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Dinas Kesehatan Lingga mencatat kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD paling tinggi di wilayah Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada tahun 2022 ditangani Puskesmas Rejai.

Setidaknya sejak Januari hingga Maret 2022, sudah 18 warga Lingga yang terkena penyakit serangan nyamuk demam berdarah ini.

Di antaranya 6 dari wilayah penanganan Puskesmas Daik, Kecamatan Lingga dan 12 dari wilayah penanganan Puskemas Rejai, Kecamatan Bakung Serumpun.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Lingga, Wirawan Trisna Putra kepada TribunBatam.id, Selasa (28/7/2022).

Ia melanjutkan, secara keseluruhan angka DBD di Lingga menurun dibanding tahun 2021 yang mencapai 38 kasus.

Meski begitu, penanganan wilayah Puskesmas Rejai yang dulunya 0 kasus, kini naik menjadi 12 kasus.

Kepala Puskesmas Rejai, Amrullah mengungkapkan, bahwa kasus DBD ini tidak hanya menyerang anak-anak, tetapi juga orang dewasa.

Perkembangbiakan jentik-jentik nyamuk ini, kebanyakan berasal dari sumur warga.

Baca juga: Tanjung Pinang Waspada Demam Berdarah, Kelurahan Ini Catat Kasus DBD Terbanyak

Baca juga: 2 Warga Batam Meninggal Kena DBD, hingga Mei Kasus DBD di Batam Ada 303 Kasus

"Di wilayah masyarakat (Batu Belubang) sana banyak sumur, saat musim hujan sumur ini jarang digunakan," ujarnya.

Pihaknya juga telah melakukan penanggulangan, berupa penyelidikan epideomologi, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengambilan sample DBD dan fogging focus.

Lain halnya di wilayah Dabo, Kecamatan Singkep.

Puskemas Dabo Lama hingga saat ini mencatat 0 kasus penanganan DBD.

Dibanding tahun 2021 terdapat 5 kasus dan 15 kasus di tahun 2020 yang mereka tangani.

Hal ini diungkapkan oleh Muhammad Pramono selaku tenaga kesehatan yang menangani program ini, selaku Pj P2.

Tahun sebelumnya, pihaknya mengaku telah melakukan penanggulangan sekaligus melakukan edukasi ke masyarakat dan perangkat desa, untuk menjaga lingkungan tempat tinggal.

Halaman
12

Berita Terkini