BINTAN TERKINI

Warga Pulau Bintan Awas Demam Berdarah, Dinkes Imbau Waspadai Peralihan Musim

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Bintan, Gama AF Isnaeni meminta warga waspada penyakit saat peralihan musim, salah satunya Demam Berdarah Dengue (DBD).

BINTAN, TRIBUNBATAM.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bintan meminta warga mewaspadai potensi penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD.

Cuaca yang mengalami peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan yang terjadi di Provinsi Kepri, khususnya di daerah Bintan, saat ini rentan menimbulkan berbagai macam penyakit, salah satunya menurut Dinkes Bintan adalah demam berdarah.

Tidak hanya demam berdarah, Dinkes Bintan juga meminta warga untuk mewaspadai potensi penyakit yang bisa terjadi saat peralihan musim.

Satu di antaranya adalah penyakit diare.

Karena itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan mengimbau masyarakat untuk selalu waspada akan potensi penularan penyakit ini.

“Soalnya saat musim penghujan penyakit DBD sangat rentan terjadi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, dr Gama Isnaeni, Selasa (11/9/2022).

Baca juga: Awas Demam Berdarah, Dinkes Batam Catat 85 Kasus Selama Agustus 2022

Sebelum terjadi peningkatan kasus penyakit DBD, masyarakat diminta selalu waspada dengan terus melakukan pembersihan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk dengan cara melakukan 3M Plus.

"Khususnya untuk pencegahan DBD di lingkungan masing-masing rumah warga," tuturnya.

Pasalnya, kasus DBD memang masih sangat sering menyerang warga Bintan.

Sehingga menjadi perhatian Dinkes, khususnya di pemukiman padat penduduk yang ada di daerah Bintan.

Untuk tahun ini saja, Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan mencatat kasus DBD di Kabupaten Bintan dari Januari-Agustus 2022 mencapai 58 kasus.

“Yakni bulan Januari 1 Kasus, Februari 3 kasus, Maret 3 kasus, April 2 kasus. Sedangkan di bulan Mei mengalami peningkatan hingga mencapai 19 kasus,” terangnya.

Baca juga: Aurel Ngomel Atta Halilintar Tak Mau Istirahat hingga DBD dan Tak Mau Dirawat

Selanjutnya, di bulan juni ada 18 kasus, Juli 7 kasus, dan bulan Agustus ada 5 kasus. “Nah untuk bulan September 2022 kita masih belum rekap,” ungkapnya.

Gama juga meminta masyarakat untuk memperhatikan genangan air di pekarangan rumah yang bisa membuat perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.

“Seperti drum tempat penampungan air yang tidak di kelolah dengan baik. Kita harapkan diperhatikan,” jelasnya.

Tidak hanya itu, masyarakat juga diminta untuk meningkatkan kebersihan. Supaya tidak terkena penyakit diare dan lainya dan terhindar dari penyakit yang kita tidak inginkan,” tutupnya.(TribunBatam.id/Alfandi Simamora)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google

Berita Terkini