Tradisi Jelang Imlek Bagi Warga Tionghoa di Batam, Ada Bersih-bersih Rumah

Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tokoh Pemuda Tionghoa Kota Batam, Hendra Asman menyebut berbagai persiapannya jelang Imlek. Foto diambil Rabu (11/1/2023)

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Tahun Baru Imlek jatuh pada 22 Januari 2023.

Menurut Kalender Tionghoa, tahun ini merupakan kelinci air.

Pernak-pernik Imlek juga sudah mulai bermunculan di Batam.

Lampion-lampion di sejumlah ruas jalan mulai terpasang. Di berbagai mal juga sudah ada nuansa Imlek dan menjual keperluan Imlek seperti angpao, boneka kelinci-kelinci dan baju-baju berwarna merah dan bermotif kelinci.

"Inilah yang kami maksud proses menuju Imlek. Kami sangat menantikan hari raya ini. Karena biasanya dalam hari raya ini kami bersilaturahmi bersama sanak family. Terutama dengan orangtua kami dan biasanya saling bermaaf-maafan dan saling refleksi satu tahun sebelumnya," ujar Tokoh Pemuda Tionghoa Kota Batam, Hendra Asman, Rabu (11/1/2023).

Baca juga: Menjelang Imlek di Bintan, Harga Ikan di Pasar Barek Motor Kijang Kota Naik

Tak hanya itu, masyarakat Tionghoa di Kota Batam Provinsi Kepri juga sudah mulai melakukan berbagai persiapan jelang Imlek. Satu di antaranya tradisi bersih-bersih rumah sebelum Imlek.

Tak hanya sekedar bersih-bersih saja, namun ritual ini ada hitungan tanggalnya sendiri untuk melakukannya. Yakni H-7 sebelum Imlek, untuk tahun ini, jatuh pada 15 Januari 2023.

"Pembersihan musim semi biasanya dimulai pada tanggal 24 bulan lunar ke-12. Tahun ini jatuh pada 15 Januari 2023, sedangkan Tahun Baru Imlek tahun ini jatuh pada 22 Januari 2023," ujar Hendra.

Hendra menuturkan bersih-bersih ini dilakukan, saat masyarakat Tionghoa mempercayai Dewa yang ada dirumah telah naik ke surga.

Lalu, pada saat Imlek Dewa kembali ke rumah dalam keadaan rumah yang lebih bersih.

Membersihkan tempat tinggal meliputi menyapu rumah, membersihkan jendela, menata rumah, membersihkan tempat sembahyang, memperbaiki barang pecah belah dan bahkan mencuci piring.

Biasanya, sebuah ruangan atau rumah dibersihkan mulai dari pintu masuk ke tengah, dan jika Anda memiliki pintu belakang, di sanalah sampah dibuang.

Orang-orang percaya bahwa pintu depan adalah pintu masuk tempat keberuntungan datang.

Baca juga: Jelang Imlek 2023, Toko Lucky Star Batam Sediakan Parcel Khusus Vegetarian

"Kami juga sekarang sudah mulai persiapkan diri. Seperti menyediakan beberapa baju baru, sepatu baru, rambut style baru," kata Hendra.

Di rumah juga sudah mulai mempersiapkan kue-kue kering, kue keranjang, jeruk dan mempersiapkan angpao.

Menariknya lagi, saat Hari Raya Imlek, masyarakat Tionghoa mengonsumsi ikan dingkis.

Kenapa ikan dingkis? Masyarakat Tionghoa mempercayai, ikan dingkis bertelur pada saat mendekati Imlek.

Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, ikan dingkis ini membawa keberuntungan.

Oleh sebab itu, masyarakat Tionghoa selalu mencari ikan dingkis yang akan disajikan pada saat hari raya Imlek.

Mereka berharap dengan menyantap hidangan ikan dingkis bisa membawa keharmonisan keluarga sepanjang tahun.

"Biasanya di hari Raya Imlek harga dingkis mahal sekali. Tapi ini bukan suatu keharusan tapi keyakinan. Ada juga teman-teman yang vegetarian sehingga tidak makan juga," katanya.

Baca juga: Berburu Hampers dan Parsel Imlek di Grand Batam Mall, Isi Aneka Kue Kering dan Basah

Mereka biasanya menyajikan ikan dingkis di rumahnya dengan cara disteam. Dan mengajarkan anak-anaknya mengkonsumsi ikan dingkis.

"Intinya tahun ini kami semua bersukacita. Karena sudah lama juga kami menunggu PPKM dicabut akhirnya PPKM berakhir dan kita kembali ke hidup normal. Oleh sebab itu masyarakat Tionghoa ingin merayakan Imlek dengan bersukacita dan bersyukur," kata Hendra.

(TRIBUNBATAM.id / Roma Uly Sianturi)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Terkini