PARIWISATA KEPRI AMAN

Pulau Mepar Wisata Lingga, Dulu Jadi Benteng Pertahanan Masa Kerajaan Riau Lingga

Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto bersama rombongan Dispar Kepri di Pulau Mepar, Kecamatan Lingga, beberapa waktu lalu

Laut dan udara yang asri dan bersih juga membuat dirinya merasa betah di Pulau Mepar.

"Saya saja masih pengen ke sana, tapi belum tau kapan nih," ujarnya.

Selain itu, permainan tradisional yang masih dilestarikan menjadi daya tarik wisatawan ketika berkunjung ke Pulau Mepar.

Permainan yang menarik dan masih dilestarikan, yakni permainan gasing dan ambung.

Permainan gasing di Kabupaten Lingga sendiri masuk ke dalam Warisan Budaya Tak Benda 2019, yang ditetapkan oleh Kemendikbud.

Biasanya permainan ini dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa dini sini.

Selain itu, ada permainan ambung.

"Biasanya di sini disebut Permainan Ambung, biasanya untuk pertunjukan," kata Kepala Desa Mepar, Faif Sundoyo saat itu.

Ambung sendiri merupakan sebuah keranjang para orang dulu, untuk mengisi barang-barang.

Hal inilah yang menjadi permainan masyarakat di sini, ketika menampilkan pertunjukan kepada pengunjung ataupun event-event lain, seperti acara perkawinan.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Raja Heri Mokhrizal mengatakan, Pulau Mepar merupakan pulau yang kaya dengan sejarah dan adat budaya.

Kearifan lokalnya juga masih terjaga di tengah hiruk-pikuknya modernisasi.

Cagar budaya yang masih berdiri kokoh sebagai benteng pertahanan di masa kesultanan Lingga-Riau-Johor-Pahang, menjadi saksi bisu betapa pentingnya pulau ini.

Menurutnya, dari catatan sejarah Lingga, merupakan pusat tamaddun yang cukup lama, lebih kurang 113 tahun menjadi pusat pemerintahan para Sultan Melayu di Daik.

"Ada harapan besar pemerintah daerah agar dapat menjadi motor penggerak adat dan budaya bagi masyarakat setempat," sebutnya. (TribunBatam.id/Febriyuanda)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Terkini