"Kalau ada keluarga yang sakit, saya lebih memilih rumah sakit yang lain, asal tidak ke RSUD Subang. Cukup istri saya yang mengalami hal menyakitkan karena tidak dilayani oleh pihak rumah sakit. Mudah-mudahan kejadian itu adalah yang terakhir dan cukup istri saya yang jadi korban, jangan ada korban-korban lainya,” ujarnya.
Euis, bidan Desa Buniara, yang mengantar Kurnaesih ke RSUD Ciereng, Subang, juga mengaku tak habis pikir dengan pelayanan RSUD milik pemerintah tersebut.
Baca juga: Ibu Hamil Jadi Korban Begal, Diadang 6 Orang hingga Motor Dirampas, Aksi Terekam CCTv
Ia mengaku masih ingat betul saat Kamis itu Juju Junaedi dan istrinya datang ke tempat praktiknya selepas magrib.
"Saat itu sekitar pukul 18.30, Pak Juju membawa istrinya untuk pemeriksaan kehamilan yang sudah sembilan bulan," ujarnya.
Di tempat praktiknya, ujar Euis, Kurnaesih sempat mengalami muntah.
Saat itu, ia mengira itu mual biasa karena mau melahirkan karena secara fisik Kurnaesih terlihat sehat, tidak menunjukkan gejala sakit apa-apa.
"Namun, khawatir terjadi sesuatu, saya bersama suami pasien langsung membawanya ke Puskesmas Tanjungsiang. Sampai di puskesmas sekitar pukul 19.30 WIB. Namun di puskesmas, pasien malah kemudian muntah-muntah lagi," ucapnya.
Untuk memastikan kondisi pasien yang sebenarnya, Euis dan bidan jaga puskesmas serta keluarga pasien langsung membawa pasien ke RSUD Subang dengan menggunakan ambulans Puskesmas Tanjungsiang.
"Saat itu, pihak puskesmas memberitahu pihak RSUD Subang via telepon bahwa akan ada pasien yang mau melahirkan dirujuk ke RSUD. Untuk surat rujukan sendiri menyusul dan akan dibawa oleh pihak keluarga," ujarnya.
Singkat cerita, kata Euis, mereka pun tiba di RSUD Subang sekitar pukul 21.00 WIB. Pasien dibawa ke ruang IGD.
"Di ruang IGD, pasien mendapatkan perawatan sebentar, kemudian pasien tersebut langsung dibawa ke ruang PONEK. Namun, sesampai di ruang PONEK, perawat di sana malah ngomong ruangan PONEK penuh dan ICU juga penuh. Katanya, 'silakan bawa pasien ke rumah sakit yang lain', tanpa ada pemeriksaan lagi dari pihak perawat di ruang tersebut," ujarnya.
Euis mengaku sempat adu mulut dengan perawat di PONEK RSUD Ciereng untuk meminta pasien diperiksa terlebih dulu karena saat itu ia melihat kondisi pasien dalam keadaan kritis mau melahirkan.
Baca juga: INFO Kesehatan, Tips Sehat dan Makanan Bergizi yang Baik Dikonsumsi Ibu Hamil
"Saya bahkan memohon agar dilakukan pemeriksaan kesehatan pasien dulu kepada perawat, agar kami tahu keadaan pasien. Namun permohonan tersebut diabaikan pihak perawat. Mereka seolah-olah tidak peduli kepada pasien," ujarnya.
"Padahal maunya saya, perawat bisa memberikan pertolongan dulu, dan memastikan kondisi pasien, tapi malah tetap dicuekin."
Karena merasa kecewa campur bingung, Euis pun berbicara dengan pihak keluarga pasien tentang kemungkinan pasien untuk dibawa ke rumah sakit yang lain karena kata perawat di RSUD Ciereng sudah penuh.