Di waktu kampung Aceh ramai pengunjung, Enfida dapat menjual nasi 70 hingga 100 bungkus.
Kini, Enfida pun tak bisa berbuat banyak.
Ia masak di rumah hanya untuk kebutuhan enam orang anaknya serta suaminya.
“Tak ada lagi masak buat jualan. Mau jual kemana ? Masak buat anak-anak saja lah. Anak saya enam,” ketusnya.
Menurut Enfida, kampung Aceh hanya ramai jika lokasi judi dan penjualan barang haram tersedia di lokasi.(TRIBUNBATAM.id/Bereslumbantobing)