NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Jalan di Natuna tepatnya menuju Komplek Perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna di Bukit Arai tampak memprihatinkan.

Sebab kondisi jalan di Natuna itu kini banyak yang berlubang.

Sehingga cukup membahayakan pengendara yang melintas di sana.

Selain menjadi akses menuju perkantoran Pemkab Natuna, jalan tersebut juga menuju Kodim 0318/Natuna dan sejumlah permukiman warga.

Pantauan TribunBatam.id, salah satu ruas jalan penghubung yang selalu ramai dilewati oleh para pekerja kantoran dan masyarakat itu, kini mulai berlubang yang bisa mengancam keselamatan pengendara.

Jalan dua jalur yang menjadi akses keluar masuk ke kantor Bupati Natuna aspalnya banyak yang sudah mengelupas dan berlubang.

Kondisi tersebut tentu dapat mebahayakan pengendara roda dua dan roda empat.

Sehingga saat melewati jalan tersebut harus lebih berhati-hati.

Sementara saat hujan, lubang-lubang tersebut akan digenangi air sebab lubang di sana cukup besar dan dalam.

Ridwan, warga Ranai mengaku saat melintasi jalan di Natuna tersebut harus lebih meningkatkan kewaspadaan nya dan menurunkan laju kendaraannya.

"Kalau lewat sana saya pasti pelan bang, tak berani laju sebab banyak lubang," katanya.

Ia pun berharap agar pemerintah dapat segera memperbaiki jalan yang berlubang tersebut.

Menanggapi banyaknya lubang di ruas jalan penghubung ke Kantor Bupati Natuna Bukit Arai, Kepala Dinas PUPR Natuna Agus Supardi menyampaikan pihaknya telah berencana melakukan upaya perbaikan dalam waktu dekat.

"Untuk perbaikan jalan yang berlubang itu sudah kita anggarkan tahun ini, saat ini lagi menunggu bahan material karena ada beberapa bahan campuran yang belum ada, agar jalan lebih tahan lama," kata Agus Supardi.

Sementara untuk rencana perbaikan menyeluruh atau overlay, Agus Supardi menambahkan Dinas PUPR telah mengusulkan melalui DAK ke pemerintah pusat.

"Kalau untuk overlay sudah kita ajukan ke pusat, tinggal menunggu persetujuan yang jelas untuk perbaikan lubang-lubang akan dilakukan secepatnya," ujarnya.(TribunBatam.id/Muhammad Ilham)