ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup (Dishub LH) Kabupaten Kepulauan Anambas angkat bicara terkait tarif angkutan penumpang speed boat pelayaran Jemaja - Siantan.
Kepala Dishub LH Anambas, Abdul Kadir mengatakan, pihaknya bersama sejumlah pihak telah menggelar rapat untuk menindaklanjuti adanya kesimpang siuran tarif tersebut.
Pembahasan tarif speedboat untuk rute Siantan-Jemaja dilakukan karena moda transportasi laut MV Cinta Indomas yang selama ini rutin melayani menjalani docking.
"Kami sudah bahas dan kesimpulannya tarif angkutan speed boat memang Rp 350 ribu," ucapnya saat dikonfirmasi TribunBatam.id, Jumat (26/5/2023).
Ia menuturkan, penetapan tarif tersebut, didapati atas kesepakatan dari sejumlah pihak operator penambang speed boat yang beroperasi di Pelabuhan Sri Siantan.
Baca juga: REAKSI Warga Anambas Soal Tarif Speed Boat Jemaja ke Siantan
Bukan tanpa alasan, penetapan tarif itu katanya, karena pertimbangan jumlah muatan penumpang yang terbatas sebanyak 7 - 10 orang.
"Kan muatan kapalnya terbatas hanya 7 orang saja. Kalau cuaca baik bisa lah sampai 10 orang tapi itu pun jarang juga," sebutnya.
Selain itu, lanjutnya, penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite turut menjadi faktor pertimbangan harga angkutan.
"Harga Pertalite ini kan gak sama dengan harga solar. Makanya tarif speed boat dengan MV Cinta Indomas jadi berbeda," sebutnya.
Tak cuma itu, alasan lain yang dialami pihak penambang lantaran sering tidak adanya muatan balik yang dibawa saat mengantarkan penumpang ke arah tujuan.
"Jadi itu lah pertimbangannya, sehingga muncul lah harga Rp 350 ribu itu, bukan Rp 300 ribu seperti informasi yang beredar," terangnya.
Baca juga: Transportasi Laut Anambas MV Cinta Indomas Docking, Dishub Siagakan Kapal Lain
Abdul Kadir juga menyebutkan, pihaknya telah menekankan kepada pihak pemilik speed boat agar memenuhi sarana dan fasilitas keselamatan bagi para penumpang selama berlayar.
"Kami sudah ingatkan untuk sediakan life jacket sesuai muatan kapal dan apabila cuaca tidak memungkinkan kami minta untuk tidak berlayar dan selalu memantau prakiraan cuaca dari BMKG," pungkasnya. (TribunBatam.id/Noven Simanjuntak)