TB : Keluhan apa yang sering diterima dari pasien yang datang ?
DR : Ada beragam macam, konsul tentang keluarga, anak dengan orang tua yang lagi cekcok, kemudian anak remaja atau pasangan muda-mudi curhat tentang hubungan asmara bahkan hingga konsul tentang orientasi seksual juga ada. Intinya orang yang ditangani psikologi klinis itu adalah individu normal tapi punya masalah.
TB : Kadang banyak orang berpikir pergi ke psikolog itu seolah dia adalah orang yang sudah kelainan jiwa. Bagaimana pendapat anda ?
DR : Orang datang ke psikolog itu bukan karena kelainan jiwa, bisa karena lagi banyak masalah, masalah yang terpendam. Ada tiga aspek ketika orang datang ke psikolog klinis, pertama dia beranggapan emosinya tidak bisa dikontrol. Kemudian permasalahan perilaku, jadi perilaku orang yang jarang dilakukan namun dia melakukan.
TB : Apakah emosi harus diluapkan atau dipendam ?
DR : Emosi harus diluapkan, dicurahkan. Emosi adalah hal yang perlu diperhatikan semua orang, ketika seseorang emosi perlu adanya regulasi emosi, misalnya saat emosi apakah dia mau meluapkan apakah harus dipendam maka perlu untuk mengetahui cara mengontrolnya.
TB: Bagaimana cara meregulasi emosi ?
DR : Ada beberapa emosi dasar manusia, pertama pada saat anak berusia bayi, kemudian masuk tahap remaja ( tentang perasaan, cinta dan rasa cemburu) inilah emosi dasar pertama lalu berkembang. Saya ibartatkan pipis. Seseorang ketika ingin pipis, apakah harus langsung dikeluarkan saat itu juga ? Kan, tidak. Atau harus ditahan lalu mencari tempat? Iya, harus dikeluarkan. Hanya saya perlu cara, tempatnya waktunya. Begitu juga dengan emosi harus diluapkan. Atau ibarat cangkir air minum, kalau isinya sudah penuh, tentu harus dikeluarkan supaya tidak tumpah dan bisa digunakan lagi.
TB : Apakah ada tanda tanda tubuh ketika seseorang lagi emosi ?
DR : Iya ada. Misalnya, kalau mau nangis itu sensasi tubuh itu berat, wajahnya merah. Kemudian kalau emosi marah, rasa badan itu berat, tangan bergetar. Kemudian ada emosi cemas, misalnya tangannya berkeringat, napas terpenggal-penggal. Ini emosi dasar bisa kita perhatikan dari jasmani tubuh. Tubuh itu bisa merespon emosional kita.
TB : Bagaiman cara mengontrol emosi anak remaja ?
DR : Pada dasarnya anak remaja itu dalam dirinya itu sudah ada fitur orang dewasa. Mengelola rasa, pikiran, mental hanya saja belu matang. Kadang anak remaja itu, bingung sendiri terhadap perilakunya. Beberapa orang tua datang pada saya mengeluhkan persoalan anaknya, anak saya dulu baik loh, butut loh, sekarang ala berubah.
Makanya saya bilang pada sang ibu itu, agar memahami tumbuh kembang sang anak agar bisa dipahami. Paling banyak saat ini, anak-anak tukang jawab.
Kadang orang tua menyikapi sang anak berbeda.
Misalnya sang ibu merespon anak harus nurut “udah ikut aja, jangan banyak tanyak” padahal di sinilah terjadi hubungan yang tidak harmonis.