Ketegangan antara Yenny dan Cak Imin berakar dari konflik internal PKB pada 2008.
Semula, Muhaimin Iskandar yang menjadi Ketua Umum PKB diminta mundur oleh Dewan Syuro dan Dewan Tanfidz dalam sebuah rapat pleno.
Harian Kompas, 28 Maret 2008 memberitakan, keputusan ini disebut sebagai puncak dari keretakan antara hubungan Cak Imin dan Gus Dur.
Beberapa pihak menyebutkan bahwa Cak Imin terlalu ambisius untuk menjadi wakil presiden pada Pemilu 2009.
Padahal, PKB telah menetapkan Gus Dur sebagai calon presiden.
Cak Imin juga dinilai lebih loyal kepada istana daripada Gus Dur.
Ini terlihat dalam pemilihan pengurus PMII yang mengusung calon dari orang dekat istana.
Tak hanya itu, Cak Imin juga disebut telah berkeliling ke berbagai daerah untuk merencanakan muktamar luar biasa guna mengkudeta Gus Dur.
Baca juga: Beda Pandangan Pro Jokowi dan PDIP Soal Pilpres 2024, Ganjar Pranowo atau Prabowo
Ketegangan berlanjut ketika PKB versi Muhaimin dan PKB versi Gus Dur menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB).
PKB versi Muhaimin Iskandar menyelenggarakan Muktamar Luar Biasa pada 2-4 Mei 2008 di Pondok Pesantren Az Ziyadah, Klender, Jakarta Timur.
Dalam MLB ini, Cak Imin memecat Yenny Wahid sebagai Sekjen PKB dan mengangkat kembali M Lukman Edy.
Pemecatan itu didasari atas laporan tim investigasi DPP PKB yang menyebutkan bahwa Yenny terbukti melakukan tindakan indisipliner serta perbuatan yang mengancam keutuhan partai.
Lukman adalah Sekjen Dewan Tanfidz PKB, sebelum digantikan Yenny saat Lukman menjadi Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal era Susilo Bambang Yudhoyono.
Sementara MLB PKB versi Gus Dur berlangsung di Pondok Pesantren Al- Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor, Jawa Barat pada 30 April-1 Mei 2008. MLB PKB versi Gus Dur ini mengangkat Ali Masykur sebagai ketua umum dan Yenny Wahid sebagai sekjen, dikutip dari Harian Kompas, 2 Mei 2008.
SALING Gugat