SBY mengatakan, dia memahami politik memang penuh strategi dan siasat.
Akan tetapi, dia tidak mengira manuver tersebut akan dialami Partai Demokrat.
SBY pun mengaku bersyukur kepada Allah, karena manuver NasDem, PKB, dan Anies Baswedan, menjadi sinyal supaya Partai Demokrat tidak keliru memilih mitra koalisi.
"Kita tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan untuk bermitra dengan orang yang lain. Yang kalau kita teladani dari akhlak pemimpin-pemimpin besar, untuk yang beradam Islam meneladani akhlak Rasulullah. Dan yang kita rasakan sekarang ini mereka tidak sidiq, tidak jujur, tidak amanah. Berarti tidak bisa dipercaya dan mengingkari hal-hal yang telah disepakati, tidak memegang komitmen dan janji-janjinya," sambung SBY.
SBY khawatir jika Nasdem dan Anies Baswedan tidak komitmen dalam piagam Koalisi Perubahan.
Maka jika mendapatkan kekuasaan, kemungkinan mereka bakal melenceng dari kesepakatan.
"Saya kira kalau kita renungkan ini, kita ambil hikmahnya, mungkin kita dibebaskan dari dosa yang mungkin kita pikul kalau kita masih berada bersama-sama mereka mengusung seseorang menjadi pemimpin bangsa Indonesia," kata SBY.
"Bayangkan kalau di masa depan kalau kita mempunyai mitra koalisi yang tidak patuh pada kesepakatan yang kita buat bersama. Apalagi kalau mendikte, mengatur yang lain, memaksakan kehendak," ujar SBY.(TribunBatam.id) (TribunJatim.com/Yusron Naufal Putra/Alga)
Sumber: TribunJatim.com