TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Karimun menurun tahun 2023 ini.
Kadinkes Karimun, Rachmadi mengungkap jika kasus demam berdarah di Karimun jauh menurun jika dibanding tahun 2022.
Dibandingkan tahun 2022 lalu, kasus DBD yang mencapai 760 kasus dengan angka kematian sebanyak enam kasus yang tersebar di wilayah Kabupaten Karimun.
"Alhamdulillah untuk kasus DBD mengalami penurunan sangat jauh per Desember ini tercatat 86 kasus dan nihil kasus kematian," ujar Rachmadi, Kamis (14/12/2023).
Rachmadi menyebut, Karimun berhasil menekan angka DBD di bawah seratus hingga Desember ini. Namun pihaknya tetap harus waspada, di pengujung Desember yang juga musim penghujan.
"Sampai akhir tahun, kami terus mempertahankan tetap di bawah angka seratus kasus. Tentunya ini akan terus di upayakan agar tidak melonjak," katanya.
Adapun berdasarkan data, dari puluhan kasus DBD itu. Ada tiga wilayah yang nihil ditemukan DBD yakni Kecamatan Meral Barat, Selat Gelam, dan Durai.
Sementara temuan terbanyak DBD di Kecamatan Karimun dengan 15 kasus, di susul Tebing 14 kasus, Meral 12 kasus, Moro 12 kasus, Kundur Utara 11 kasus.
Kemudian Kundur Barat sembilan kasus, Kundur sembilan kasus, Belat dua kasus, Buru satu kasus dan Ungar satu kasus.
Dengan turunnya angka DBD ini, Rachmadi mengimbau agar semua pihak diharapkan tetap menguatkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Abatisasi.
Menurutnya, hal itu lebih efektif untuk pencegahan dibandingkan saat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat.
"Justru dalam kondisi rendah, saya minta para Kepala Puskesmas untuk melakukan Goro PSN dan abatisasi, karena kalau PSN dan abatisasi saat kasus banyak kurang efektif," ujarnya.
Rachmadi juga berharap, agar tidak ada penambahan jumlah kasus DBD di wilayah Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri.
"Tentunya harapan kita semua agar Karimun dapat terbebas dari DBD," ujarnya.(TRIBUNBATAM.id/Yeni Hartati)